Suara.com - Sepasang bos judi menyamar sebagai petugas kebersihan dan terbang sejauh 1000 mil hanya untuk mendapatkan vaksin virus corona.
Menyadur Daily Mirror, Rabu (27/1/2021) Rodney Baker (55) dan istrinya Ekaterina Baker (32), terbang dengan pesawat pribadi lebih dari 1.000 mil, ke sebuah komunitas di Yukon tempat vaksin Moderna sedang dikirim.
Pasangan itu dihentikan saat mereka kembali ke Vancouver, oleh petugas polisi yang telah diberi tahu oleh petugas klinik.
Polisi mendakwa Bakers dengan dua dakwaan masing-masing di bawah Undang-Undang Tindakan Darurat Sipil Yukon, satu karena melanggar aturan isolasi diri dan tidak mengikuti deklarasi perjalanan pada 21 Januari.
Hukuman maksimum yang mereka hadapi masing-masing adalah denda hingga 1.150 dolar (Rp 16,2 juta) dan/atau hingga enam bulan penjara, New York Post melaporkan.
Pada hari Minggu, Baker mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO Great Canadian Gaming Corporation yang dilaporkan menghasilkan 10,6 juta dolar (Rp 149 miliar) pada 2019.
"Secara efektif apa yang mereka lakukan adalah membahayakan komunitas kami dan tim isolasi kami, saya sangat marah pada semuanya." ujar Menteri Layanan Komunitas Yukon John Streicker kepada CBC.
Staf di sebuah klinik keliling di Beaver Creek telah memberikan vaksin kepada sekitar 100 penduduk setempat, yang kebanyakan adalah anggota Bangsa Pertama Sungai Putih.
Pasangan konglomerat tersebut diduga berbohong kepada petugas klinik mengenai tempat tinggal dan pekerjaan mereka, menurut Yukon News.
Baca Juga: Dua Kasus Varian Baru Virus Corona Terdeteksi di Kanada
Tetapi pasangan itu membuat kecurigaan ketika mereka melarikan diri ke bandara setelah diminta untuk berfoto, kata Streicker.
Pasangan tersebut kemudian diciduk di bandara Yukon saat bersiap untuk terbang kembali ke Vancouver, setelah petugas menggeledah pusat karantina.
"Kami tidak mengantisipasi bahwa ada orang yang melakukan hal ini untuk secara efektif menipu tim agar mendapatkan vaksin, dan saya pikir kami semua merasa sangat tersinggung." jelas Streicker.
The White River First Nation (Bangsa Pertama di Wilayah Yukon barat di Kanada) mengutuk tindakan pasangan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh