Suara.com - Saat ini adalah momen yang sibuk bagi planet Mars.
Bulan ini, planet merah ini memasuki tahun baru, yang dikenal dengan Tahun 36 dan belum lama ini orbitnya ke Matahari berdekatan dengan orbit Bumi.
Jarak antara Bumi dan Mars terus berubah karena perbedaan kecepatan mengitari Matahari. Maka dari itu, waktu peluncuran misi yang optimal hanya sekali setiap 26 bulan, ketika kedua planet saling berdekatan.
Banyak yang mengantisipasi pendaratan rover Perseverance milik NASA - kendaraan paling canggih yang pernah dikirim untuk mendarat di Mars - pada 18 Februari.
- Mengapa UEA, China, AS secara bersamaan pilih Februari 2021 untuk mencapai Mars?
- Foto-foto dari Nasa ungkap keberadaan 'sungai emas' di Amazon
- Ada cara menemukan fosil kehidupan Mars
Bagaimanapun, planet merah telah diamati dengan cermat.
Sejak diluncurkan pada tahun 2016, instrumen bernama Color and Stereo Surface Imaging System (CaSSIS) telah digunakan untuk menambah pengetahuan para ilmuwan tentang permukaan planet Mars.
Instrumen kamera CaSSIS saat ini sedang melakukan perjalanan dengan ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang mempelajari metana dan gas langka lainnya di atmosfer Mars.
Tujuan teknis dari misi CaSSIS adalah mencari lokasi pendaratan potensial untuk misi masa depan - salah satunya adalah misi Exomars yang akan diluncurkan pada tahun 2022.
Namun, sebagai bagian dari kegiatan ilmiahnya, CaSSIS juga mengamati berbagai mineral, ngarai, kawah, dan fitur geologi lainnya di permukaan planet.
Baca Juga: Pertama Kali Terlihat, Reaksi Kimia Baru Terdeteksi di Mars
Gambar-gambar, yang telah dipublikasikan di Instagram, juga menunjukkan endapan embun beku dan badai debu.
Profesor Nicolas Thomas, dari Oswestry di Shropshire, adalah ilmuwan yang membangun instrumen resolusi tinggi dan memimpin proyek di Universitas Bern, Swiss, yang kini telah mengambil lebih dari 20.000 gambar Mars.
"Ada beberapa hal yang kami telah ketahui, tapi ada banyak lagi informasi yang kita dapatkan dengan menggunakan CaSSIS.
"Kemampuan CaSSIS untuk melihat lapisan sedimen di beberapa daerah sangat menarik," katanya kepada BBC News.
"Hal lain yang saya sukai adalah kami telah melihat banyak jejak debu yang luar biasa di permukaan Mars.
"Ini menonjol dengan cara yang tidak pernah dilakukan saat kami menggunakan instrumen lain."
Selama beberapa bulan terakhir, CaSSIS telah mengambil gambar hingga 300 gambar per minggu.
Instrumen tersebut memiliki kemampuan warna yang kuat sehingga tim menggabungkan temuannya dengan sistem pencitraan resolusi ultra-tinggi NASA, HiRISE, yang terbang di Mars Reconnaissance Orbiter.
"Saat ini kami bekerja sama dalam banyak hal di bidang ilmiah," kata Prof Thomas.
Area di Mars yang telah difoto oleh CaSSIS adalah wilayah dekat Sisyphi Tholus, tempat endapan embun beku telah didokumentasikan sebelumnya.
Di lintang tinggi, es karbon dioksida dan embun beku berkembang, yang dapat dilihat ada retakan di medan.
Bagaimana cara kerja CaSSIS?
Tim memilih target tertentu dari database sebelum menangkap gambarnya.
CaSSIS terbang di atas permukaan dengan kecepatan sekitar 3 km/detik, jadi gambar harus diambil dengan sangat cepat. Waktu pencahayaan untuk gambar hanya 1,5 md.
"Kami mendapatkan sekitar 4,5 m per piksel di permukaan dari jarak sekitar 400 km - jadi ini sedikit seperti melihat bus di London dari Liverpool," jelas Prof Thomas.
Kamera menggunakan citra warna palsu untuk memperkaya temuannya.
Warnanya berbeda dari yang terlihat di mata manusia, tetapi ini membantu tim CaSSIS mencari mineral berbeda yang memantulkan sinar matahari dalam warna berbeda.
"Kami ingin CaSSIS melakukan kegiatan sains, jadi kami memutuskan untuk tidak memasukkan warna merah, hijau, dan biru sederhana ke dalam sistem kamera, tetapi mengoptimalkan warna untuk menambah pengetahuan sains," tambah Thomas.
Salah satu situs yang telah dilihat tim CaSSIS adalah Kawah Jezero.
Di sinilah rover Perseverance NASA akan mendarat minggu depan sebelum mulai mencari bukti kehidupan masa lalu di planet ini.
Thomas mengatakan tim biasanya memiliki empat hingga enam kesempatan per tahun untuk mengambil gambar situs seperti Jezero.
Lima hari setelah jadwal pendaratan Perseverance, CaSSIS berharap untuk mengambil gambar parasut dan pelindung panasnya yang dibuang selama pendaratan.
"Kami sudah mendapat izin, jadi jika berhasil mendarat di permukaan maka semuanya baik-baik saja dan kami harus melihat pelindung panasnya.
"Namun, jika jatuh terbalik atau [mendarat] di tempat yang salah, maka kami akan membantu mencarinya," tambah Thomas.
Kamera tersebut akan terus mengorbit dan dijadwalkan membantu misi ExoMars pada tahun 2022.
Thomas berharap misi CaSSIS bakal berlangsung setidaknya sampai 2025.
Berita Terkait
-
Blue Origin Sukses Luncurkan Misi Mars, Gendong 2 Wahana Antariksa NASA
-
Dari Warnet ke Omzet Miliaran: Mars van Leunheuwk Bukti Gamer Bisa Jadi Miliarder
-
Arti lagu APT Rose BLACKPINK dan Bruno Mars, Berhasil Borong 3 Nominasi Grammy Awards 2026
-
NASA: Batuan Purba Kawah Jezero Simpan Petunjuk Kehidupan di Mars
-
Rover Perseverance NASA Temukan Petunjuk Baru Kehidupan Purba di Mars
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri