Suara.com - Salah satu pendiri Partai Demokrat, Max Sopacua membongkar permasalahan internal yang ada di dalam tubuh Demokrat.
Ia menilai bahwa saat ini Demokrat telah menjadi partai milik keluarga atau dinasti. Menurutnya, Demokrat sudah jauh dari khitahnya sebagai partai milik semua.
"Saya kira semua orang sudah tahu kalau partai ini adalah partai untuk semua. Ternyata partai (Demokrat) ini milik sudah jadi milik sebuah keluarga. Keluarga Cikeas. Dan itu semua orang membicarakan itu. Disebut partai dinasti," kata Max kepada Suara.com, Selasa (23/2/2021).
Max mengatakan, awalnya ia merasa biasa saja melihat Demokrat disebutnya dikuasai oleh keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saja. Namun, ia mengaku seiring berjalannya waktu mulai merasa tidak nyaman.
Sebenarnya, kata Max, pengurus Demokrat saat ini dengan diisi oleh kader-kader muda sangat bagus dilakukan. Namun, ia menyangkan para pengurus termasuk AHY diklaim tak menghormati para pendiri dan senior partai.
"Itu sebuah kaderisasi yang bagus anak-anak muda memerintah di bawah kepemimpinan AHY tapi mereka tidak bisa mempelajari sejarah. Pak Kapolri contohnya yang baru setelah dilantik beliau sowan ke semua mantan-mantan Kapolri itu sebuah pembelajaran etika. Nah ini tidak ada" tuturnya.
Ia juga mengungkit kondisi partai Demokrat yang terus alami penurunan elektabilitas dari mulai 2009 hingga 2019. Ia menilai hal tersebut harus dibenahi.
"Semua ingin kejayaan Partai Demokrat dikembalikan lagi," tuturnya.
Lebih lanjut, Max mengaku akan mendukung jika ada kader-kader Demokrat yang ingin merubah partai kembali kepada marwahnya. Pasalnya ia mengaku, sudah berdarah-darah berjuang melahirkan Demokrat.
Baca Juga: Makin Panas! Max Sopacua: Kader Demokrat Ingin KLB agar Kembali ke Marwah
"Saya berkeinginan dan menyetujui hanya membuat partai ini kembali ke identitas semula dari partai ini lahir. Karena saya ikut berdarah-darah juga pada waktu itu membangun partai ini," tandasnya.
Berita Terkait
-
Prabowo Pastikan Negara Hadir, APBN Siap Bantu Bayar Utang Whoosh?
-
AHY Dorong Optimalisasi Anggaran Infrastruktur Tanpa Abaikan Kualitas
-
Kelakar AHY Soal Indonesia Tak Lolos Piala Dunia: Menpora Hubungi Ketum PSSI!
-
Solusi Investor "Get Lost", AHY Buka Kantor Fasilitasi Proyek Infrastruktur (IPFO)
-
Tanggapi Sengkarut Utang Kereta Cepat, AHY: Saya Tak Mau Ada Polemik!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah