Muluken Yohannes, penasihat Kementerian Kesehatan Ethiopia, mengatakan kepada DW bahwa Ethiopia akan terus menggunakan vaksin AstraZeneca kecuali ada bukti nyata dari risiko keselamatan yang teridentifikasi.
Ghana juga masih melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca.
"Sebagai sebuah negara, kami menerimanya dan sejumlah orang telah mendapat vaksin dan kami tidak memiliki laporan tentang ancaman serius," kata Augustina Sylverken, seorang ahli dalam Pengobatan Tropis dengan Pusat Penelitian Kolaborasi Kumasi di Pengobatan Tropis, kepada DW.
Apa efek penangguhan terhadap vaksinasi?
Para ahli mengatakan bahwa perdebatan seputar penggunaan vaksin AstraZeneca dapat menghambat vaksinasi Afrika yang sedang berlangsung. Meskipun ada saran dari regulator medis dan ahli lain di lapangan untuk terus melanjutkan vaksinasi.
“Ada banyak orang yang skeptis tentang virus ini,” ujar Seni Kouanda, seorang ahli epidemiologi di Institut Kesehatan Masyarakat Afrika, kepada DW.
"Bagi mereka, vaksin adalah hal yang sama. Efek sampingnya, bagi mereka, adalah ‘‘berkah‘‘.
Orang-orang yang skeptis seperti itu mungkin juga menolak vaksinasi, setidaknya dengan AstraZeneca, jika kampanye terus berlanjut,‘‘ tambahnya.
AstraZeneca awalnya dipandang sebagai terobosan dalam penanggulangan pandemi virus corona, khususnya di negara berkembang.
Baca Juga: Bukan Vaksin AstraZeneca, Pil KB Lebih Berisiko Picu Penggumpalan Darah
Harganya jauh lebih murah, lebih mudah didistribusikan dan dikelola, daripada vaksin buatan BioNTech-Pfizer yang memerlukan suhu sangat rendah untuk proses penyimpanan.
Sebanyak 25 negara Afrika telah disuplai dengan vaksin AstraZeneca melalui skema multilateral COVAX, yakni sebuah inisiatif bersama dari WHO dan aliansi vaksin internasional GAVI. (pkp/gtp)
Koresponden DW Mimi Mefo, Reliou Koubakin, Solomon Muchie dan Zakari Sadou berkontribusi pada laporan ini.
Berita Terkait
-
Miris! Warganya Dilanda Kelaparan Akut, Negara Ini Kucurkan Rp770 M untuk Barcelona
-
Tragedi Feri Kongo: 78 Nyawa Melayang, Pemakaman Massal Digelar di Tengah Duka dan Amarah
-
Bikin Heboh Vaksin AstraZeneca Akui Timbulkan Efek Samping Langka
-
Penerima Vaksin AstraZeneca Alami Cedera Otak Permanen, Menkes: Benefit Lebih Besar dari Risiko
-
Mengenal Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome, Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang Heboh di Inggris
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian