Suara.com - 500 tahun lalu, seorang biarawan Katolik menggugat ajaran dan otoritas pemimpin gerejanya. April 1521 dia dihadapkan ke persidangan di kota Worms. Tapi Martin Luther menolak menarik kritiknya. Sisanya adalah sejarah.
Nama kota Worms di Jerman menjadi nama yang dikenal dunia, karena di sinilah Martin Luther "diadili" otoritas gereja dan kekaisaran atas tesis-tesisnya yang memojokkan Gereja Katolik dan pimpinannya, Paus Leo X.
Luther adalah "tokoh perintis" dan pembaharu, kata pendeta perempuan Jutta Herbert, 58 tahun. Dia adalah dekan gereja Protestan Jerman di wilayah barat daya kota Worms.
Pengadilan tesis Martin Luther 500 tahun lalu itu kemudian dikenal sebagai "Sidang Worms" dalam sejarah gereja.
Di sinilah teolog Katolik itu mengucapkan kalimat yang paling sering dikutip di Jerman: "Di sini saya berdiri, dan saya tidak bisa (bersikap) lain".
Martin Luther menolak menarik kembali kritik-kritiknya terhadap gereja Katolik, yang tertuang dalam 95 tesisnya yang disebar kepada publik.
Pertikaian itu membuat dia berhadapan dengan Kaisar Jerman dan Gereja Katolik yang ketika itu sangat berkuasa.
Beberapa bulan setelah Sidang Worms, Martin Luther dikucilkan dari Gereja Katolik, dan di kemudian hari melahirkan sebuah "gereja reformasi" yang disebut Gereja Protestan.
Pembelaan dramatis atas 95 tesis Sidang Worms (Diet of Worms) berawal dari peristiwa di kota Wittenberg, sekitar 500 kilometer di timur laut Worms.
Baca Juga: Paus Fransiskus Potong Gaji Kardinal Setelah Pandemi Bikin Vatikan Defisit
Di sanalah Martin Luther memperkenalkan 95 tesisnya yang terkenal kepada publik, dengan memancangkan tulisannya di pintu gerbang katedral utama.
Karena dia berulangkali menolak merevisi pandangannya, Luther dipanggil menghadap ke sidang kekaisaran di kota Worms.
Dalam sidang inilah Martin Luther bersikeras mempertahankan tesis-tesisnya, sekaligus menyerang praktek penjualan surat penghapus dosa yang ketika itu diperdagangkan Gereja Katolik untuk mengumpulkan dana.
Siapa yang membeli surat itu, bisa menghapus dosa-dosanya, begitu doktrin yang melatarbelakangi jual-beli surat itu, yang dikritik keras oleh Luther.
Persidangan dramatis di Worms kemudian disebut-sebut sebagai awal kebangkitan gerakan protes yang kemudian melahirkan gereja baru, yaitu Gereja Protestan.
Tidak heran kalau kota Worms terutama menjadi kota tujuan wisata utama bagi kelompok-kelompok gereja Protestan dari seluruh dunia.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Gereja: Inilah 'Rumah Bunda' di Lereng Gunung Wilis yang Menawarkan Kedamaian Batin
-
Sukses KKL, Mahasiswa Fakultas Hukum dan Komunikasi Belajar Langsung dari Industri Hingga Praktisi
-
Berkaca dari Erika Carlina, Bagaimana Hukum Hamil diluar Nikah Menurut Agama Katolik?
-
Viral Kisah Laura Amandasari, Mahasiswi Kristen Kampus Muhammadiyah Dapat Beasiswa S2 Gegera Pantun!
-
Umat Katolik Rayakan Kenaikan Isa Almasih di Gereja Katedral Jakarta
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra
-
Ramai Patungan Beli Hutan, Memang Boleh Rimba Dibeli Dan Bagaimana Caranya?