Suara.com - Sedikitnya 4 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat ledakan bom mobil pada Rabu (21/4/2021), di hotel mewah yang ditempati Duta Besar China di kota Quetta, Pakistan.
Melansir The Guardian, ledakan itu terjadi di tempat parkir mobil Hotel Serena, yang merupakan salah satu hotel mewah di Pakistan, di kota Quetta.
“Sedikitnya empat orang tewas dan 12 lainnya luka-luka,” kata Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sheikh Rashid Ahmed, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (22//4/2021).
Ahmed mengatakan insiden tersebut merupakan sebuah tindakan terorisme.
“Delegasi China yang terdiri dari sekitar empat orang yang dipimpin oleh duta besar sedang menginap di hotel,” kata Ahmed.
“Duta Besar sedang keluar untuk rapat saat ledakan terjadi,” sambungnya.
Menanggapi hal ini, kelompok militan Taliban Pakistan mengaku bahwa mereka bertanggung jawab atas pemboman yang disebut sebagai serangan bunuh diri itu.
"Itu adalah serangan bunuh diri di mana pembom bunuh diri kami menggunakan mobilnya yang berisi bahan peledak di hotel," kata juru bicara kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dalam pesan singkat, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Duta Besar China Nong Rong dikabarkan bertemu dengan kepala menteri Balochistan Jam Kamal Khan di Quetta, pada hari sebelumnya.
Baca Juga: Kutip Potongan Ayat Alquran, Dua Mantan Istri Kecam Pernyataan Imran Khan
Menteri Dalam Negeri Provinsi, Ziaullah Lango mengatakan bahwa ia baru saja menemui Duta Besar China. Ia juga menyebut utusan China itu akan menyelesaikannya kunjungannya ke Quetta pada Kamis.
Sejauh ini, belum ada komentar apapun dari pihak kedutaan China di Pakistan.
Balochistan disebut sebagai provinsi miskin, meskipun memiliki berbagai sumber daya alam. Banyak penduduk yang protes karena tidak mendapatkan bagian yang adil dari kekayaan gas dan mineral mereka.
Kemarahan ini telah dipicu sebelumnya oleh masuknya miliaran dolar China ke wilayah tersebut melalui China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), sebuah proyek infrastruktur yang menjadi salah satu bagian penting dari Belt and Road Initiative China, yang menurut warga setempat hanya memberikan sedikit manfaat bagi mereka karena sebagian besar lapangan pekerjaan baru jatuh ke tangan asing.
Azhar Ikram, seorang pejabat polisi Quetta, mengonfirmasi jumlah korban tewas dan mengatakan bahwa Duta Besar China tidak ada di lokasi saat ledakan terjadi.
“Penyelidikan awal menunjukkan bahwa itu adalah IED yang ditanam di salah satu kendaraan,” kata Ikram.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui