Suara.com - Sebutkan kata dabbawala, orang-orang India, khususnya mereka yang berada di Mumbai, pasti dengan mudah menjelaskan apa itu.
Dabbawala adalah bisnis antar makan siang yang luar biasa populer di kota itu. Jaringannya sangat luas sehingga mempekerjakan 5.000 pegawai atau kurir pada masa sebelum pandemi.
Namun itu cerita masa lalu. Sejak pandemi virus corona melanda India, bisnis itu sangat terpukul. Di berbagai cabangnya di kota itu, dabbawala kini hanya mempekerjakan total 350 pegawai.
Juru Bicara Dabbawala, Vishnu Kaldoke, mengatakan bisnis mereka turun hingga lima persen.
“Dulu kami mempekerjakan 5.000 kurir di Mumbai dan mereka biasa mengirimkan makan siang kepada sekitar 200.000 pelanggan. Saat ini, hanya ada 350 kurir yang bekerja dan hanya 3.000-3.500 paket makan siang yang diantar. Jika Anda memperhitungkan persentasenya, kami kini hanya mengerjakan lima persen dari pekerjaan kami sebelumnya. "
Berkat dabbawala, para pelanggannya – umumnya pekerja kantoran – bisa menikmati hidangan makan siang ala rumahan, atau memang dari rumah sendiri.
Dabbawala tidak mengantarkan makanan restoran. Mereka hanya mengantarkan makanan rumahan, dan umumnya dari rumah para pelanggannya sendiri. Ibu atau istri yang memasak di rumah, contohnya, menggunakan jasa dabbawala untuk mengantarkan makanan buatan mereka ke orang-orang yang tercinta tepat pada jam makan siang.
Tidak ada aplikasi ponsel khusus yang digunakan untuk menjalankan bisnis ini. Yang pasti bisnis ini berjalan karena rasa saling percaya. Pelanggan hanya cukup berkomunikasi melalui telepon dengan penyedia jasa antar itu, dan kemudian satu atau lebih dari pekerja akan datang dengan mobil, motor atau sepeda.
Dabbawala tidak hanya dapat dipercaya, tapi juga murah. Pelanggan hanya perlu mengeluarkan dana sekitar 800 rupee atau sekitar 11 dolar AS per bulan.
Baca Juga: Ada Jamur Hitam, Jamur Putih, Kini Waspadai Jamur Kuning di India!
Angka kematian terkait COVID-19 di kota-kota besar, seperti Mumbai, daerah perkotaan terpadat di India, jauh lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Fakta ini mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan lockdown dan pembatasan-pembatasan ketat lainnya untuk mengekang penyebaran virus corona. Walhasil, banyak orang tidak membutuhkan jasa ini.
Namun, menurunnya kebutuhan antar bukan satu-satunya masalah yang dihadapi oleh dabbawala. Para kurir mereka juga tidak diizinkan naik kereta karena kebijakan lockdown dan transportasi umum hanya terbuka untuk para pekerja esensial.
"Hanya ada dua cara bagi kami untuk mengirimkan makan siang, yakni sepeda dan kereta di Mumbai. Kami tidak diizinkan untuk naik kereta, saat ini, karena lockdown. Kami menghadapi banyak masalah dalam mengantarkan bekal makan siang ke pelanggan kami.”
Karena pembatasan-pembatasan itu, para dabbawala hanya bisa bersepeda atau bahkan kadang-kadang berjalan kaki sejauh 40-50 kilometer untuk mengantarkan makan siang.
Dengan jumlah kasus baru harian COVID-9 yang mulai menurun di Mumbai, para dabbawala berharap segala sesuatunya akan segera pulih ke situasi normal. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Ada Jamur Hitam, Jamur Putih, Kini Waspadai Jamur Kuning di India!
-
Gawat! Wabah Infeksi Jamur Hitam India Sudah Menyebar ke Bangladesh
-
Protes Petani India Tetap Berlangsung di Tengah Pandemi Covid-19
-
India Zona Merah Covid-19: Renault, Nissan, dan Hyundai Hentikan Produksi
-
Tertinggi Ketiga di Dunia! Angka Kematian Covid-19 India tembus 300 Ribu
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok