Suara.com - Kelompok-kelompok bersenjata di Mozambik semakin banyak menculik anak-anak sebagai taktik perang, mengakibatkan korban berisiko mengalami kekerasan seksual, pernikahan dini, dan digunakan sebagai pejuang dalam konflik yang memburuk di negara itu, kata kelompok-kelompok bantuan pada Rabu.
Sedikitnya sudah 51 anak diculik selama setahun terakhir dalam kekerasan yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih banyak lagi mengungsi di wilayah utara yang dikoyak oleh pemberontakan kubu Islamis. Para pekerja bantuan mengatakan jumlah sebenarnya dari penculikan bisa jauh lebih tinggi.
"Menculik seorang anak merupakan salah satu dari enam pelanggaran berat terhadap anak-anak di masa konflik, seperti yang didefinisikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa," kata Chance Briggs, direktur badan amal Save the Children untuk wilayah Mozambik.
"Pengalaman deculik dapat memiliki dampak dan konsekuensi langsung dan tak berkesudahan bagi anak laki-laki dan perempuan (termasuk) kematian, kekerasan seksual, eksploitasi, dan perlakuan buruk," kata Briggs kepada Thomson Reuters Foundation melalui surat elektronik.
Di lebih dari 20 negara yang dilanda konflik di seluruh dunia, puluhan ribu anak dipaksa menjadi tentara anak oleh angkatan bersenjata, membuat mereka menghadapi tingkat kekerasan yang ekstrem, menurut PBB.
Ketidakamanan terkait dengan pemberontakan yang berkobar di negara Afrika selatan pada 2017 telah mencerabut lebih dari 700.000 orang dari rumah mereka, dengan setidaknya setengah dari mereka yang mengungsi diperkirakan anak di bawah umur, kata Save the Children.
Dengan menganalisis data dari organisasi pemetaan krisis Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), badan amal tersebut mengidentifikasi setidaknya 51 kasus penculikan anak yang dikonfirmasi selama setahun terakhir.
Namun, badan amal itu memperingatkan bahwa mungkin sebenarnya ada lebih banyak lagi penculikan karena kasus-kasus sering tidak dilaporkan.
Korban penculikan sering mengalami trauma lebih lanjut seperti menyaksikan pemenggalan kepala atau melihat rumah mereka dibakar, tambah badan amal itu.
Baca Juga: Makin Parah, 132 Orang Tewas Akibat Serangan Milisi di Burkino Faso
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan telah mendaftar lebih dari 2.600 permohonan di Mozambik antara September 2020 dan April 2021 dari orang-orang yang kehilangan jejak anggota keluarga, yang sebagian besar adalah orang dewasa muda dan anak-anak.
"Ada jumlah yang sangat tinggi dari anak-anak tanpa pendamping (yang) sangat rentan terhadap semua jenis perlakuan buruk dan eksploitasi," kata James Matthews, wakil kepala misi ICRC di Maputo.
Anak-anak tidak hanya direkrut oleh angkatan bersenjata dan kelompok sebagai pejuang. Mereka juga digunakan sebagai informan, penjarah, utusan, mata-mata, dan sebagai budak domestik atau seksual.
"Situasi untuk anak-anak di (provinsi paling utara) Cabo Delgado sangat genting," kata Mohamed Malick Fall, direktur regional Afrika timur dan selatan untuk badan anak-anak PBB UNICEF.
Dia mengatakan organisasi itu mencari akses yang lebih baik ke daerah itu untuk mengonfirmasi laporan pemerkosaan, pembunuhan, dan pencederaan.
Risiko jangka panjang bagi tentara anak termasuk perubahan kepribadian yang bertahan lama, kesulitan membentuk hubungan yang langgeng, kilas balik terkait trauma dan kemungkinan penolakan oleh anggota keluarga, kata Briggs.
"Setiap hari yang dihabiskan oleh anak-anak yang diculik di luar komunitas mereka adalah kejadian yang terlalu banyak, dan risiko pelecehan, pernikahan dini, dan kehamilan meningkat seiring bergulirnya waktu," kata Briggs, seraya mendesak semua pihak untuk memprioritaskan keselamatan anak. (Sumber: Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Akhir 2021, WHO Harap Afrika Mulai Produksi Vaksin COVID-19 Sendiri
-
Makin Parah, 132 Orang Tewas Akibat Serangan Milisi di Burkino Faso
-
Produk UMKM Jawa Barat Sapa Konsumen Namibia Afrika
-
Gagal Angkat Trofi Liga Champions, Guardiola Kena Kutuk Dukun Afrika
-
Guardiola Gagal Menangi Liga Champions karena Dikerjai Dukun Afrika, Benarkah?
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
Terkini
-
3 Fakta Skandal Pungli Paskibra Pejabat Kesbangpol, Uang Makan Dipotong Puluhan Juta?
-
Perintah Prabowo: Anggota DPR Gerindra Dilarang 'Flexing', Ahmad Dhani Usulkan RUU Anti-flexing
-
Pesan Prabowo untuk Anggota DPR Gerindra: Jaga Tutur Kata dan Gaya Hidup!
-
Jadwal Pemberkasan CPNS 2024 Bergeser, Kapan Seleksi CPNS 2025 Dibuka?
-
Kakek-kakek Ngaku Dibawa Bidadari, Ditemukan setelah Hilang di Kebun Karet Riau
-
Benarkah 'Era Jokowi' Sudah Usai? 5 Fakta Reshuffle Prabowo, Diawali Depak Sri Mulyani
-
Kompolnas: Etik Tak Cukup, Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Harus Diproses Pidana
-
21 Tahun Kasus Munir: Komnas HAM Periksa 18 Saksi, Kapan Dalang Utama Terungkap?
-
CEK FAKTA: Klaim Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia ke Jepang
-
Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo