Suara.com - Anggota Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan Al Araf menerangkan kalau persoalan kondisi kapal selam KRI Nanggala-402 bukan karena anggaran yang kurang. Akan tetapi, lebih kepada skala prioritasnya yang keliru.
"Saya melihat ada upaya melihat proses persoalan Nanggala itu seolah-olah salahnya adalah karena anggaran kurang. Padahal kalau kita lihat persoalan Nanggala, basis dasar problemnya bukan karena persoalan angggaran tapi skala prioritasnya yang salah," kata Al Araf dalam diskusi bertajuk Kalutnya Rencana Pembelian Alutsista Rp 1,7 Kuadriliun secara virtual, Rabu (9/6/2021).
Al Araf mengungkap kalau KRI Nanggala-402 mulai dikategorikan sebagai alutsista yang tidak layak pakai sejak 2007. Sehingga pemerintah dihadapkan dengan dua pilihan antara membeli baru atau merawatnya dengan benar.
Pemerintah pun memilih untuk merawatnya meskipun dikatakan Al Araf caranya tidak tepat.
"Harusnya merawatnya di Jerman, ini merawatnya di Korea Selatan. Sehingga itu jadi problem," ujarnya.
Biaya perawatan yang digelontorkan pemerintah saat itu mencapai Rp 1 triliun dari 2009 sampai 2012. Padahal, perawatan itu juga memiliki waktu terbatas antara 5 hingga 10 tahun.
Sementara kalau pemerintah membeli kapal baru semisal harganya Rp 3 triliun dengan skema utang, masa usia pemakaiannya bisa sampai 25 atau 30 tahun.
"Artinya kalau pada saat itu Indonesia lebih memilih alat baru kapal selamnya sesungguhnya jauh lebih untung gitu loh ketimbang merawat dengan nilai Rp 1 triliun ketimbang beli baru yang nilai Rp 3 triliun jangka waktunya lebih lama," ujarnya.
Situasi itu pula yang membuat Al Araf bertanya-tanya kepada pemerintah dan DPR yang lebih senang melakukan perawatan dan retrofit ketimbang membeli alutsista baru.
Baca Juga: Donasi Kapal Selam UAS Diungkit, Dewi Tanjung: Mana Tanggung Jawabmu
"Mengapa anda lebih senang memilih perawatan dan retrofit bukan membeli sesuatu yang baru. Karena retrofit dan perawatan banyak permainan dan skandal."
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
Terkini
-
Gedung DPR Masih Dijaga TNI, Legislator PDIP: Kita Bekerja Perlu Situasi Aman
-
Update Evakuasi 7 Pekerja Freeport: Tim Penyelamat Hadapi Risiko Tinggi di Tambang Bawah Tanah
-
Tim Reformasi Kepolisian Bentukan Prabowo Siap Guncang Institusi, Ini Respons Kapolri!
-
Profil Linda Apriana, Istri Pertama Wali Kota Prabumulih yang Dapat Jabatan di Antara 3 Istri Lain
-
Menteri Mukhtarudin Komitmen Selesaikan Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan
-
Usai Temui Anggota DPR, Perwakilan Ojol Sebut Prabowo Mau Buat Perpres soal Ojek Online
-
Prabowo Resmi Berhentikan 4 Pejabat, Konsultan Politik Hasan Nasbi Terlempar dari Istana!
-
Curhat Bikin Nasgor Spesial buat Prabowo, Megawati Ungkap Pentingnya Perempuan jadi Penyeimbang
-
'Kursi Panas' Menteri BUMN Kosong Ditinggal Erick Thohir, Wamen OTW Jadi Plt?
-
Jejak Kontroversi Djamari Chaniago, Terseret Insiden Pengeroyokan TNI dan Kini Jadi Menko Polhukam