Suara.com - Aksi protes di jalanan akibat krisis air di barat daya Iran berlanjut hingga malam keenam pada Selasa (20/7/2021) di tengah meningkatnya kekerasan, sementara penduduk di Ibu Kota Teheran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.
Demikian dilaporkan oleh sejumlah video yang diunggah di media sosial dan media massa Iran pada Rabu (21/7).
Beberapa video yang diunggah oleh pengguna media sosial menunjukkan pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Kantor berita semi-resmi Fars mengatakan "para perusuh" menembak mati seorang polisi dan melukai seorang lainnya di kota pelabuhan Mahshahr di provinsi Khuzestan.
Di kota Izeh, sebuah video menunjukkan para demonstran meneriakkan "Reza Shah, diberkatilah jiwamu". Reza Shah adalah raja yang mendirikan dinasti Pahlavi yang digulingkan oleh Revolusi Islam 1979.
Setelah berbagai kelompok oposisi dan aktivis menyerukan demonstrasi untuk mendukung para pengunjuk rasa Khuzestan, beberapa video yang muncul pada Selasa malam (20/7) dan Rabu pagi (21/7), menunjukkan para perempuan meneriakkan "Turunkan Republik Islam" di satu stasiun metro Teheran.
Pada malam hari, beberapa orang di ibu kota melampiaskan kemarahan mereka dengan meneriakkan yel-yel yang menentang Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Namun, Reuters tidak dapat secara mandiri memastikan keaslian video tersebut.
Setidaknya dua pemuda telah ditembak mati dalam aksi protes tersebut. Pejabat menyalahkan pengunjuk rasa bersenjata, tetapi aktivis mengatakan di media sosial bahwa para korban dibunuh oleh pasukan keamanan.
Baca Juga: Demo Mahasiswa Tolak PPKM Mikro di Ambon Dibubarkan Polisi
Etnis Arab minoritas di Iran, yang sebagian besar tinggal di provinsi Khuzestan yang kaya minyak, telah lama mengatakan mereka menghadapi diskriminasi di negara itu.
Dalam satu video, seorang wanita Arab pengunjuk rasa terdengar meneriaki pasukan keamanan: "Pak! Pak! Demonstrasi itu damai. Mengapa Anda menembak? Tidak ada yang mengambil lahan dan air Anda."
Iran menghadapi kekeringan terburuk dalam 50 tahun dan krisis air telah mempengaruhi banyak rumah tangga, pertanian dan peternakan, serta menyebabkan pemadaman listrik.
Ekonomi Iran telah lumpuh, sebagian disebabkan oleh sanksi terutama pada industri minyak negara itu yang diberlakukan mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018. Ekonomi mereka juga terkena dampak pandemi Covid-19.
Para pekerja, termasuk ribuan pekerja di sektor energi utama, dan para pensiunan telah melakukan aksi protes selama berbulan-bulan akibat ketidakpuasan yang meningkat terkait tata kelola (pemerintahan) yang salah urus, angka pengangguran yang tinggi dan tingkat inflasi yang mencapai lebih dari 50 persen.
Setidaknya ada 31 aksi protes yang berlangsung di seluruh Iran pada Senin (19/7) dan Selasa (20/7), termasuk demonstrasi oleh para pekerja dan petani, menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA). (Antara/Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India