Suara.com - Pemimpin Redaksi Cenderawasih Pos sekaligus Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura, Lucky Ireuw menjadi korban teror berupa pengerusakan kendaraan oleh orang tak dikenal di Jayapura, Papua. Komnas HAM Papua pun langsung turun tangan melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP.
Tim Komnas HAM Papua dipimpin langsung oleh Frits B Ramandey selaku Ketua Komnas HAM perwakilan bumi cendrawasih.
Frits menjelaskan, kronologi awal kejadian yakni pada 7 Agustus 2021 pukul 17.00 WIB. Kala itu korban bersama dengan istri dan anaknya datang ke Dermaga penyebrangan ke Kampung Tobati/Enggros.
Korban bersama keluarga hendak pergi ke Kampung Engross mengantar bahan makanan untuk orang tua. Kendaraan mobil yang ditumpangi Lucky ditinggal dan terparkir di kawasan Dermaga.
Namun sekembalinya Lucky dan keluarga dari rumah orang tuanya, kendaraan roda empatnya tersebut hancur. Terlihat kaca mobil bagian pecah.
Menyikapi hal tersebut, Komnas HAM Papua sampaikan sejumlah sikapnya. Pertama, jurnalis merupakan profesi yang mulia melihat tugasnya menyalurkan aspirasi rakyat. Sehingga, menurut Frits jurnalis perlu juga dilindungi oleh negara.
"Kedua, Komnas HAM menolak dengan tegas perilaku intimidasi yang dilakukan oknum atau kelompok dan atau aktor intelektual kepada wartawan senior pemimpin redaksi cenderawasih pos Jayapura, Lucky Ireuw, yang juga ketua AJI Jayapura," kata Frits dalam keterangannya, Senin (9/8/2021).
Kemudian ketiga, berdasarkan olah TKP tim Komnas HAM Papua memiliki kesimpulan adanya dugaan perusakan dilakukan secara terencana.
"Hal itu ditandai dengan tindakan berulang sebanyak kurang lebih tiga kali untuk pengrusakan kaca mobil," ujarnya.
Baca Juga: 16 Agustus, Komnas HAM Umumkan Hasil Penyelidikan Skandal TWK KPK, Fakta Apa yang Terkuak?
Keempat, Frits dan pihaknya mendesak Kapolresta Jayapura untuk menindaklanjuti laporan polisi korban. Sehingga pelaku dapat diusut dan ditangkap segera.
"Meminta Kapolda Papua untuk memberikan dukungan personil dan alat dalam mengungkap kasus tersebut," tuturnya.
Lebih lanjut, yang terakhir kepada pemerintah setempat Komnas HAM mendesak agar ditambah CCTV di sekitar TKP. Pasalnya, dalam olah TKP, tim sempat kesulitan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!
-
Pemerintah Tegaskan Pasal 8 UU Pers Sudah Jamin Perlindungan Hukum bagi Wartawan
-
Gibran Pimpin Upacara Pemakaman Istri Wapres ke-4: Hormat Terakhir untuk Karlinah
-
SK Baru Menkum, Agus Suparmono jadi Waketum Dampingi Mardiono di Pucuk PPP
-
Geger Udang Cikande Terpapar Radioaktif, Waka MPR Eddy Soeparno: Ini Bukan Hal Ringan!