Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan sembako sampai menimbulkan kerumunan masyarakat di Terminal Grogol, Jakarta Barat. Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai seharusnya Jokowi bisa membuat perencanaan apabila hendak membagikan sembako.
Aksi bagi-bagi sembako secara dadakan dinilai Dicky tidak bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berbahaya bagi masyarakat. Hal tersebut mengingat masyarakat bakal sangat antuasias untuk mendapatkan sembako.
"Namun yang seperti ini harus dihindari, sekarang ini enggak bisa semua mendadak, enggak bisa untuk dalam kondisi pandemi ini," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Rabu (11/8/2021).
Dicky lantas mengatakan kalau pembagian sembako memang bisa dilakukan dengan catatan harus direncanakan terlebih dahulu supaya penyalurannya terorganisir dan tidak menimbulkan kerumunan. Karena itu menurutnya baik apabila penasihat Jokowi untuk bisa menyampaikan dampak dari pembagian sembako secara dadakan tersebut.
"Artinya ya pemberi saran ke pak Presiden harus menyampaikan ini bahwa atau setidaknya diketahui terlebih dahulu rencananya sehingga bisa disesuaikan disiapkan dari sisi penerima dan juga bagaimana setting pemberiannya," ujarnya.
Pasalnya, meski pemberian sembako itu mengandung nilai positif, namun apabila malah mengundang kerumunan, bukan tidak mungkin malah akan menyenggol citra dari Jokowi itu sendiri.
"Ini kita apresiasi inisiatifnya dari presiden namun pengamanan ini yang penting karena ini juga kan akan mempengaruhi citra beliau juga."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyambangi Terminal Grogol, Jakarta Barat pada Selasa (10/8/2021).
Kedatangan Jokowi, untuk membagikan sembako kepada warga. Namun karena tingginya antusias warga yang tidak sabar mengantre hingga menyebabkan terjadinya kerumunan, bahkan terjadi dorong-dorongan.
Baca Juga: Bagi-bagi Sembako Picu Kerumunan, Demokrat Minta Jokowi Kurangi Agenda Seremonial
Pantauan Suara.com di lokasi Jokowi tiba sekitar pukul 16.12 WIB. Namun saat tiba, Jokowi tidak turun dari mobil yang ditumpanginya. Masyarakat pun hanya bisa melihat dari jauh sambil meneriaki memanggil-manggil namanya.
Dari dalam mobil Jokowi melambaikan tangan kepada para warga yang berkumpul. Sekitar 5 menit kemudian Jokowi langsung meninggalkan lokasi.
Saat Jokowi tiba, pembagian sembako sebenarnya berjalan kondusif. Mereka mengantre dengan menjaga jarak. Namun setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu meninggalkan lokasi, situasi tidak kondusif.
Terlihat mereka terlibat saling dorong, sampai ada beberapa warga yang terlihat terjepit di antara kerumunan massa. Alhasil protokol kesehatan jaga jarak pun terabaikan.
Petugas yang terdiri dari TNI, Polri, dan Paspampres berusaha untuk menertibkan warga. Mereka sesekali berteriak untuk menenangkan. Namun tidak berhasil.
Karena situasi tidak kondusif, tim yang bertugas menghentikan pembagian sembako. Warga pun terlihat kecewa.
Berita Terkait
-
Soroti Kerumunan, PAN: Jokowi Tak Usah Repot Turun Bagikan Sembako, Pembantunya kan Banyak
-
Jokowi Bagikan Sembako Picu Kerumunan, PAN: Tujuan Membantu, Tapi jadi Tempat Sebar Covid
-
Antre 2 Jam Sambil Gendong Bayi, Vivit Kecewa Tak Kebagian Sembako Jokowi
-
Membeludak Parah! Warga Desak-desakan saat Jokowi Bagikan Sembako di Terminal Grogol
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!