"Ada situasi perang... dalam situasi normal nantinya peran perempuan akan meningkat," ujar jubir Taliban ini.
Di beberapa daerah yang dikuasai Taliban, perempuan diizinkan bersekolah dan bekerja, tapi mereka harus mengikuti aturan berpakaian yang ketat dan sering dipisahkan dari pria.
Ada juga laporan yang saling bertentangan di daerah lain tentang anak perempuan yang ditolak bersekolah, dan perempuan diperintahkan untuk berhenti bekerja.
Petinggi Taliban mengatakan ketidakkonsistenan tersebut disebabkan oleh masalah keamanan dan berbagai tingkat penerimaan pendidikan anak perempuan di dalam masyarakat sendiri.
Di kota Herat, warga sipil melaporkan media, universitas, dan program hiburan semuanya telah ditutup sejak Taliban mengambil kendali minggu lalu. Stasiun TV pemerintah menyiarkan informasi tentang UU baru dan aturan berpakaian.
Namun beberapa mahasiswi mengatakan mereka diberitahu bahwa universitas akan dibuka kembali dan mereka diizinkan untuk kembali, tapi dengan batasan baru.
Bagaimana pandangan perempuan Afganistan?
Seorang wanita terpelajar di kota Herat, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada ABC bahwa situasi ini merupakan "babak baru yang menantang". Semua orang, katanya, masih berusaha menyesuaikan diri.
Menurut dia, meskipun Taliban telah menyampaikan banyak janji dan "menunjukkan saat ini mereka berbeda", orang masih takut karena mengingat seperti apa mereka sebelumnya.
"Saya pikir mereka mencoba untuk berubah. Apakah itu baik atau tidak? Saya tidak tahu," katanya.
Baca Juga: Warga Afganistan yang Jatuh dari Pesawat Ternyata Pesepakbola Muda
"Hanya waktu yang bisa menjawab apa yang akan terjadi di masa depan," tambahnya.
Namun dia mengatakan, ini bukan saatnya untuk menyerah, dan perempuan harus tetap bersatu memperjuangkan hak-hak mereka.
Ia menambahkan generasi muda yang tumbuh di bawah demokrasi dan modernisasi "layak mendapat dukungan penuh".
"Selama kami memiliki akses bersekolah, memiliki akses keadilan, memiliki akses bekerja dan menghasilkan uang, maka kita punya kesempatan untuk memastikan Afghanistan menjadi tempat yang lebih baik," tambahnya.
Tapi Hoda Raha mengatakan kepada ABC bahwa dia tidak percaya pada kata-kata Taliban, menyebut mereka "munafik dan penipu, terutama tentang wanita".
"Toleransi yang sekarang dimiliki Taliban dengan rakyat adalah karena mereka ingin membuat dunia internasional percaya bahwa mereka telah berubah," katanya.
Berita Terkait
-
Warga Afganistan yang Jatuh dari Pesawat Ternyata Pesepakbola Muda
-
Mantan Bintang Film Dewasa Mia Khalifa Salahkan CIA dalam Kudeta Taliban di Afghanistan
-
Daftar Negara yang Menerima Pengungsi Afghanistan, Bagaimana Indonesia?
-
Taliban Kuasai Ribuan Mobil Militer dan Senjata, AS Khawatir Disalahgunakan
-
Diplomat Sudah Peringatkan Menlu AS tentang Potensi Jatuhnya Kabul ke Taliban
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah