Suara.com - Mantan narapidana terorisme atau Napiter, Abu Tholut menilai Indonesia tak perlu meningkatkan kewaspadaan pasca kelompok Taliban kuasai Afghanistan.
Menurutnya, selama ini tak ada korelasinya kemenangan kelompok-kelompok seperti Taliban memicu aksi teror di Tanah Air.
"Jadi nggak perlu dikhawatirkan bahwa kemenangan Taliban ini nanti kita harus meningkat kan kewaspadaan, nggak perlu, nggak perlu meningkatkan kewaspadaan. Biasa saja," kata Abu Tholut dalam diskusi bertajuk "Dampak Kepemimpinan Taliban Terhadap Aksi Terorisme di Indonesia", Sabtu (21/8/2021).
Abu Tholut mengatakan, bukan tanpa sebab dirinya mengeluarkan pernyataan tersebut. Pasalnya berdasarkan pengalamannya, tidak ada korelasi antara kemenangan gerakan label Islam di luar negeri bisa picu aksi teror di dalam negeri.
"Psikologi biasanya adalah justru kekalahan, kedzaliman, pembantaian, itu justru yang memicu (aksi teror). Bukan kemenangan dan terbukti dari banyak peristiwa," tuturnya.
"Misalnya Israel menyerang Gaza itu memicu. Kemudian masuknya Amerika ke Afghanistan, ke Irak, itu juga memicu. Ini yang memicu juga terjadinya bom Bali 1 dan lainnya. Kemudian peristiwa di Ambon memicu bom Natal. Bukan kemenangan, kemenangan tak ada korelasi signifikan dengan terorisme itu," sambungnya.
Lebih lanjut, Abu Tholut mengklaim mengenal betul karakteristik kelompok Taliban. Kelompok itu disebutnya sangat berkomitmen terhadap sesuatu.
"Kemudian Abdul Ghani sendiri saya pernah bersama dengan beliau. Diantara anak-anaknya juga sudah meninggal saya pernah bersama-sama. Jadi karakter mereka saya hafal betul. Kemudian saya pernah nginap jadi tamu di kalangan mereka. Taliban dari dulu sudah ada sebenarnya," tandasnya.
Ucapkan Kemerdekaan HUT RI
Baca Juga: Usai Beri Dukungan ke Taliban, China Bakal Segera Invasi Taiwan?
Sementara itu, pada momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Taliban pun mengucapkan selamat untuk masyarakat di tanah air.
Juru Bicara Taliban Suhail Syahidin bahkan menyetarakan keberhasilan kelompoknya mengkudeta Pemerintahan Ashraf Ghani di Afghanistan, sama seperti kesuksesan Indonesia mengusir penjajah Belanda.
Beberapa hari sebelum Taliban menguasai Kota Kabul memang pelan-pelan militan fundamentalis ini mencaplok atau mengusai kota-kota kecil tanpa perlawanan. Sampai akhirnya, Minggu (15/8/2021) berhasil menduduki Istana Kepresidenan di Kabul.
"Kemenangan kami terhadap Amerika Serikat seperti keberhasilan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah," kata Suhail Syahin.
Syahin menegaskan, Taliban menjamin semua warga negara asing, termasuk Indonesia. "Kami siap menjamin proses evakuasi kalau memang diperlukan," tegas Syahin.
Tag
Berita Terkait
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Review Film 13 Days, 13 Nights: Ketegangan Evakuasi di Tengah Badai Taliban
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Cara BNPT Perkuat Perlindungan Khusus Anak Korban Terorisme
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?
-
Fakta Baru Kebakaran Ruko Terra Drone: Pemilik Lepas Tangan, Perawatan Rutin Nihil
-
5 Momen Dasco Jadi 'The Crisis Manager' di Tahun 2025
-
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi
-
Perpol Jabatan Sipil Polri Jadi Bola Panas, Komisi Reformasi Turun Tangan Bahas Polemik