Suara.com - Uni Eropa akan kucurkan dana tambahan 4 milar euro untuk mengatasi perubahan iklim, dan berjanji akan menyumbangkan lebih 200 juta dosis vaksin Covid-19 ke Afrika untuk meredam pandemi.
Uni Eropa berjanji untuk meningkatkan dukungan finansial kepada negara-negara miskin untuk menghadapi perubahan iklim dan beradaptasi dengan dampaknya.
"Kami akan mengusulkan tambahan anggaran 4 miliar euro untuk pendanaan iklim hingga 2027," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pidato pandangan umum di Parlemen Eropa di Strasbourg hari Rabu (15/9/2021).
Pada saat yang sama, dia mengajak Amerika Serikat juga meningkatkan kontribusinya. "Kami mengharapkan Amerika Serikat dan mitra-mitra kami untuk juga ikut melangkah. Ini penting, karena jika AS dan Uni Eropa bersama-sama menutup kesenjangan keuangan perlindungan iklim, ini akan menjadi sinyal yang kuat bagi kepemimpinan iklim global," katanya.
Selanjutnya Ursula von der Leyen mengatakan, sejauh ini Uni Eropa telah menyumbang 25 miliar dolar AS per tahun untuk pendanaan iklim.
Komitmen baru untuk konferensi iklim COP26 Pendanaan iklim diharapkan akan menjadi isu utama pada pertemuan puncak iklim PBB COP26 bulan November mendatang di Inggris, di mana para pemimpin dunia akan mengungkapkan komitmen untuk mengurangi emisi karbon lebih cepat lagi dalam upaya mencegah bencana perubahan iklim.
Masalah kesenjangan dana memang menjadi isu krusial. Negara-negara kaya sejauh ini gagal memenuhi janji mereka dari tahun 2009 untuk menyediakan 100 miliar dolar AS per tahun sampai tahun 2000 dalam pendanaan iklim untuk negara-negara miskin.
Tanpa dukungan itu, beberapa negara berkembang mengatakan mereka tidak dapat melakukan investasi besar-besaran yang diperlukan untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi bersih. Atau meningkatkan infrastruktur mereka untuk mengatasi dampak perubahan iklim seperti badai, banjir, dan kenaikan permukaan laut yang semakin parah.
Sumbangan vaksin ke Afrika
Baca Juga: 60 Persen Anak Muda Indonesia Khawatirkan Fenomena Perubahan Iklim
Ursula von der Leyen dalam pidato pandangan umum nya juga menyinggung krisis pandemi corona yang sempat melanda dunia. Uni Eropa berjanji akan menyumbang lebih 200 juta dosis vaksin virus corona ke Afrika untuk membantu meredam pandemi COVID-19.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, masih ada sumbangan baru yang akan diserahkan sampai pertengahan tahun depan sebanyak lebih dari 250 juta dosis vaksin.
Sumbangan itu menggarisbawahi tekad Uni Eropa untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah menghadapi tantangan pandemi.
Ursula von der Leyen menyebut bantuan Uni Eropa itu sebagai "investasi dalam solidaritas dan juga investasi untuk kesehatan global.''
Presiden Komisi Eropa itu menegaskan, Uni Eropa juga ingin mempercepat vaksinasi global.
"Prioritas utama dan paling mendesak kami adalah untuk mempercepat vaksinasi global. Dengan kurang dari 1 persen dosis vaksin global diberikan kepada negara-negara berpenghasilan rendah, skala ketidakadilan dan tingkat urgensinya sangat jelas," tegasnya.
Ursula von der Leyen mengatakan, Uni Eropa telah "melakukan langkah yang benar". Sejauh ini sudah 70 persen orang dewasa di Uni Eropa divaksinasi, kata Ursula von der Leyen kepada anggota parlemen di Strasbourg.
Sekitar setengah dari vaksin yang diproduksi di Uni Eropa - yaitu sekitar 700 juta dosis vaksin - telah dikirim ke 130 negara di luar Uni Eropa, pungkas Presiden Komisi Eropa asal Jerman itu.
Berita Terkait
-
60 Persen Anak Muda Indonesia Khawatirkan Fenomena Perubahan Iklim
-
Solusi Perubahan Iklim Bersama Mobil Listrik, KBRI Seoul Andalkan Hyundai IONIQ 5
-
Perubahan Iklim Kian Serius, Gus Muhaimin Kampanyekan Politik Hijau
-
Tim Medis Coba Ungkap Misteri Kematian Massal Burung Pipit di Balai Kota Cirebon
-
Sri Mulyani Usul Ada Tarif Pajak Karbon Rp 75 per Kilogram
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat