Suara.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menceritakan nasib tetangganya yang tanahnya direbut oleh pihak lain untuk dijadikan sebuah hotel di Yogyakarta. Tetangganya itu sempat mengadu kepada pihak kepolisian namun malah diusir.
Cerita itu disampaikan Mahfud dalam seminar nasional bertajuk 'Peran Komisi Yudisial dalam Silang Sengkarut Kasus Pertanahan' secara virtual, Kamis (7/10/2021).
"Saya punya tetangga di Yogya itu mbok mbok, tiba-tiba di atas tanahnya sudah terbangun hotel," kata Mahfud.
"Dia ngadu ke polisi diusir, karena dia seorang mbok mbok yang miskin. Katanya itu udah selesai, kamu apa dasarnya, diusir," imbuhnya.
Bukan hanya di kepolisian tetangganya tersebut ditolak, namun juga ketika mengadu ke pihak lurah. Karena seringkali ditolak, tetangganya itu inisiatif untuk mengadu ke Mahfud.
Mahfud yang kala itu belum menjadi menteri berusaha membantu dengan berkomunikasi dengan pejabat setempat.
"Kita kasian rakyat kecil mau ngadu itu karena dia pakaiannya jelek, orangnya ndak menjagi (bahasa Jawa) gitu, dateng ke kantor polisi ngadu, mau apa kamu, saya mau ngadu tanah, (dibilang) 'ndak usah ke sini udah selesai'," ungkapnya.
Menurut Mahfud, apa yang dialami tetangganya itu banyak dirasakan oleh masyarakat lainnya. Ia menyebut hal tersebut dikarenakan ulah mafia tanah.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut menilai permasalahan seperti itu lah yang menjadi pekerjaan rumah pada sektor agraria ke depannya.
Baca Juga: Mahfud MD Minta KY Awasi Para Hakim Sengketa Tanah di Pengadilan
"Banyak sekali orang sudah menang dikalahkan, orang nggak pernah menjual tanah tahu-tahu tanahnya beralih. Ini yang harus kita hadapi ke depan."
Berita Terkait
-
DPR RI Setujui Amnesti untuk Saiful Mahdi, Mahfud MD: Pemerintah Tunggu Surat Resminya
-
Mahfud MD Minta KY Awasi Para Hakim Sengketa Tanah di Pengadilan
-
Mahfud MD: Presiden Setuju Beri Amnesti ke Saiful Mahdi, Prosesnya Tinggal di DPR
-
Heboh Mensos Risma Marahi Bawahan, Sujiwo Tejo Tulis Komentar Satir
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah