Suara.com - Sedikitnya tujuh orang tewas dan sekitar 140 lainnya terluka setelah tentara mengambil tindakan kepada massa yang menentang kudeta militer di Sudan.
Menyadur BBC News Selasa (26/10/2021), korban tewas tersebut adalah para pengunjuk rasa yang menggelar aksi protes.
Massa mulai turun ke jalan setelah militer Sudan membubarkan pemerintahan sipil, menangkap para pemimpin politik dan menyerukan keadaan darurat pada Senin.
Militer Sudan dilaporkan pergi dari rumah ke rumah di ibu kota Khartoum untuk menangkap para penyelenggara aksi protes.
Pemimpin kudeta, Jenderal Abdel Fattah Burhan, menyalahkan pertikaian politik atas aksi militer tersebut.
Para pemimpin sipil dan rekan-rekan militer mereka telah berselisih sejak Omar al-Bashir digulingkan dua tahun lalu.
Pada Senin malam waktu setempat, sejumlah besar pengunjuk rasa berada di jalanan Kota Khartoum untuk menuntut kembalinya pemerintahan sipil.
Seorang pengunjuk rasa yang terluka mengatakan kepada wartawan bahwa dia ditembak di kaki oleh tentara di luar markas militer.
Pengunjuk rasa lain menyebutkan jika militer melemparkan granat kejut untuk membubarkan demonstran kemudian menembakkan peluru tajam.
Baca Juga: Rumah Dikepung Tentara, Perdana Menteri Sudan Ditahan
"Dua orang meninggal, saya melihat mereka dengan mata kepala sendiri," kata Al-Tayeb Mohamed Ahmed dari Serikat dokter Sudan.
Kementerian Informasi Sudan juga menulis di Facebook bahwa penembakan fatal terjadi di luar kompleks militer.
Aksi protes tersebut terjadi setelah Asosiasi Profesional Sudan (SPA), kelompok politik pro-demokrasi utama negara itu, menyebut jika langkah militer sebagai kudeta.
"Kami mendesak massa untuk turun ke jalan dan menduduki mereka, menutup semua jalan dengan barikade, melakukan pemogokan buruh umum, dan tidak bekerja sama dengan para putschist dan menggunakan pembangkangan sipil untuk menghadapi mereka," kata SPA dalam sebuah pernyataan.
Pada Senin dini hari, militer menahanPerdana Menteri Abdalla Hamdok ke lokasi yang tidak diketahui.
Penangkapan tersebut terjadi setelah dia menolak mengeluarkan pernyataan untuk mendukung kudeta yang sedang berlangsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Diguyur Hujan, Massa Tetap Padati Bundaran HI di Malam Tahun Baru 2026
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!
-
Prabowo Pilih Habiskan Malam Tahun Baru Bersama Warga Terdampak Bencana di Tapanuli Selatan