Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Viani Limardi ikut angkat bicara mengenai kejadian keracunan puluhan warga Koja, Jakarta Utara, setelah menyantap nasi kotak dari PSI.
Viani mengritisi proses pelaksanaan pembagian makanan dari partai yang telah memecat dirinya tersebut.
Pembagian nasi kotak kata dia, sudah lama berjalan sebelum ia dikeluarkan. Ia bahkan juga pernah menjalankan program serupa di daerah pemilihan 3 Jakarta Utara.
Dia pun menyatakan selama ia dan timnya menjalankan program itu tidak pernah ada masalah seperti keracunan.
"Selama ini kalau team saya yang handle tidak pernah bermasalah yah," ujar Viani saat dihubungi Suara.com, Selasa (26/10/2021).
Kendati demikian, kejadian keracunan itu berada di Daerah Pemilihan 2 Jakarta Utara. Sejak dirinya dipecat dari PSI, ia dan timnya juga tak pernah lagi menangani program tersebut.
"Ream saya sudah lepas program ini semingguan ini. Jadi sekarang saya kurang tahu siapa dan kenapa bisa begitu," jelasnya.
Viani pun menyanyangkan kejadian keracunan makanan ini apalagi banyak anak yang disebutnya harus dilarikan ke rumah sakit.
"Apalagi di zaman covid begini, yang fit aja resiko kena tinggi, gimana kalau warga nggak fit? Karena PSI bagi-bagi sering sekali dan jumlahnya lumayan, jangan sampai ada korban lagi," jelasnya.
Baca Juga: Geger Nasi Kotak Beracun Berlogo PSI, 35 Warga Koja Jadi Korban
Ia pun berharap PSI melakukan evaluasi terkait masalah ini. Warung yang menyediakan makanan itu juga harus diperiksa lebih jauh.
"Benar enggak warungnya yang itu? Dan bener enggak kesalahan ada di warung? Yang jadi korban tidak sedikit loh. Ada anak-anak dan orang tua juga," pungkasnya.
Keracunan
Sebelumnya puluhan warga Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara mengalami keracunan makanan. Hal ini terjadi usai mereka memakan nasi kotak pemberian kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ketua RW 06 Koja, Suratman mengatakan sebanyak 35 orang warganya mengalami keracunan. Dalam nasi kotak yang diterima, terdapat logo PSI yang ditempelkan.
"Nasi boks kita dapat 89 boks (dari PSI). Lalu, ada 35 orang yang tercatat di puskesmas didiagnosis keracunan makanan," ujar Suratman saat dihubungi, Senin (25/10/2021).
Berita Terkait
-
Geger Nasi Kotak Beracun Berlogo PSI, 35 Warga Koja Jadi Korban
-
PSI Siap Jalani Proses Hukum Terkait Kasus Keracunan Nasi Kotak Di Koja
-
Top 5 SuaraJakarta: Kecelakaan TransJakarta-LRT hingga Keracunan Nasi Kotak Berlogo PSI
-
35 Warga Koja Keracunan Nasi Kotak Berlogo Partainya, PSI: Itu Makanan dari UMKM
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional