Suara.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyayangkan tindakan kekerasan yang dilakukan Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar menganiaya anak buahnya, Brigadir Sony Limbong, beberapa waktu lalu. KontraS melihat tindakan kekerasan tersebut menunjukkan kalau kultur kekerasan masih melekat di dalam institusi Polri.
Wakil Koordinator Bidang Advokasi KontraS, Arif Nur Fikri menilai apa yang dilakukan Kapolres Syaiful itu jelas menyimpang dari cita-cita reformasi kepolisian yang menghendaki Polri nan humanis kepada warga sipil pun terhadap ke sesama anggota.
Berdasarkan temuannya, amarah Kapolres Syaiful tidak dapat terbendung lantaran Brigadir Sony dianggap abai dalam menjalankan tugasnya dalam urusan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK).
"Kami menilai tindakan kekerasan atau penganiayaan yang diduga dilakukan Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar terhadap Brigadir Sony Limbong tidak dapat dibenarkan. Sebab tidak diperkenankan dengan alasan apapun bagi anggota Polri melakukan tindakan kekerasan meskipun anggotanya diketahui melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/10/2021).
Menurutnya, apabila anak buahnya didapati melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas, seharusnya Kapolres Syaiful dapat memberikan contoh dengan mengedepankan mekanisme etik/disiplin Polri sebagaimana diatur dalam Perkap Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri. Bukan malah menyalurkannya ke dalam bentuk kekerasan.
Lagipula Arif melihat kalau berdasarkan Perkap Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri, sebagai atasan sekaligus sebagai anggota Polri memiliki kewajiban untuk menunjukan kepemimpinan yang melayani (servant leadership), keteladanan, saling menghargai dan menghormati dalam melaksanakan tugas hingga dilarang untuk berperilaku kasar dan tidak patut kepada sesama anggotanya.
"Cara-cara kekerasan dalam memberikan evaluasi atau penghukuman terhadap anggota, menunjukan bahwa kultur kekerasan masih tampak di dalam institusi Polri. Hal ini jelas berbahaya, selain dapat berdampak pada penyimpangan reformasi kepolisian yang saat ini masih terus dilakukan juga dapat berimbas pada perilaku anggota Polri dalam menjalankan tugas-tugasnya," tuturnya.
Viral
Aksi penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Syaiful Anwar ini sebelumnya viral di media sosial. Terlihat dalam rekaman CCTV Syaiful Anwar memukul sebanyak tiga kali terhadap anak buahnya yang belakangan diketahui bernama Brigadir Sony Limbong.
Baca Juga: Pos Polisi di Aceh Barat Diserbu Subuh Tadi, Proyektil Peluru Masih Menempel di Tembok
Dalam video berdurasi 43 detik itu awalnya terlihat korban tengah berdiri di samping meja yang di atasnya terdapat nasi tumpeng. Di belakang meja tersebut terpasang banner bertuliskan Baksos Akbari 1999 Peduli.
Selanjutnya, tiba seorang wanita berkerudung mendekati meja. Dia tampak menggeser meja dan kemudian korban berupaya membantu.
Tiba-tiba, Syaiful Anwar datang. Tanpa basa-basi yang bersangkutan langsung menendang bagian kelamin korban.
Tak henti disitu, Syaiful Anwar selanjutnya melayangkan bogem mentah ke arah wajah korban hingga tersungkur. Saat korban tak berdaya Syaiful Anwar kembali menendang korban.
Kesal Gangguan Jaringan
Belakangan terungkap, Syaiful Anwar menganiaya anak buahnya lantaran kesel. Sebab, SL selaku anggota yang berdinas di bagian Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) tidak bisa dihubungi ketika terjadi gangguan jaringan saat kegiatan zoom meeting dengan Polda Kalimantan Utara dan Mabes Polri.
Berita Terkait
-
Pilih Viralkan Atasan daripada Melapor: Internal Saja Tak Terayomi, Bagaimana Rakyat?
-
Bongkar Isi Garasi Kapolres Nunukan yang Tendang Anak Buahnya, Motor Lebih Dominan
-
Jadi Korban Penganiayaan Kapolres Nunukan, Brigadir SL Minta Maaf
-
Kapolres Nunukan Tendang dan Tinju Anak Buah: Warisan Militeristik Orba Masih Ada di Polri
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor