Suara.com - Partai Golkar mengajak partai pecahan beringin itu untuk berkonsolidasi. Menanggapi ajakan Golkar, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh membuka peluang untuk duduk bersama membahas. Kendati begitu, Paloh belum yakin Golkar akan mau, meski belakangan ajakan itu datang lebih dulu.
"Nanti, Golkar mau gak, kan belum tentu. Nanti ini kita lihat," kata Paloh di Jakarta Pusat, Kamis (28/10/2021).
Karena itu, sebelum mencapai kesepakatan berkonsolidasi, Paloh ingin lebih dulu membangun komunikasi secara informal.
"Nanti kami coba bisik-bisik dulu lah. Kita duduk, saya bisa duduk secara pertemanan. Ini gak bisa diformalkan semata-mata harus ada kesepakatan awal dan kesepakatan awal itu digagas dengan pendekatan-pendekaran yang bersifat informal," tuturnya.
Kepentingan Golkar
Partai Golkar sebelumnya mengajak partai pecahan untuk bergabung dan berkonsolidasi. Menanggapi itu Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali memandang hal itu hanya untuk kepentingan Golkar semata.
Apalagi ajakan bergabung itu dengan embel-embel dan syarat agar mendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi calon presiden 2024. Diketahui Nasdem merupakan salah satu partai pecahan dari Golkar. Selain Nasdem, ada juga Partai Gerindra.
"Nah itu kan masalahnya, jangan mengimbau berkumpul alumni Golkar, tapi memberikan syarat ketua umum Golkar harus jadi presiden, yah itu bukan kepentingan bangsa itu, itu kepentingan Golkar," kata Ali di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Adapun ajakan agar partai pecahan Golkar bergabung kembali sempat disampaikan Waketum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia. Ia menyoroti partai-partai pecahan Golkar yang kini sukses, seperti Gerindra dan Nasdem.
Baca Juga: Rawan Konflik Kepentingan, Surya Paloh Larang Ketum Parpol Ikut Konvensi NasDem
Namun di sisi lain, ada juga partai pecahan yang belum sebesar Nasdem dan Gerindra. Karena itu Doli kemudian mengajak mereka bergabung ke dalam rumah besar Golkar.
Ali mengatakan Nasdem menawarkam agar koalisi dapat dibangun lebih awal, lalu kemudian melakukan rekrutmen calon presiden melalui konvensi.
"Jangan kemudian kita memonopoli bahwa kader-kader partai-partai politik terbaiklah yang menjadi calon presiden. Tapi kita harus jujur sebagai kader politik melihat di luar partai politik banyak sekali kader-kader bangsa yang punya integritas yang layak untuk kita kedepankan menjadi calon presiden untuk memimpin negeri ini," tutur Ali.
Berita Terkait
-
Rawan Konflik Kepentingan, Surya Paloh Larang Ketum Parpol Ikut Konvensi NasDem
-
Golkar Ajak Alumni dan Pecahan Partai Bergabung, Nasdem: Itu Bukan Kepentingan Bangsa
-
Sekjen Golkar Kaltim Tegaskan Tak Akan Dudukan Kader Jadi Ketua DPRD Jika Berstatus Pidana
-
Ustaz Yusuf Mansyur: Insyaallah Atas Izin Allah, Golkar jadi Pemenang Pilpres dan Pilkada
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang
-
Gagal Dimakzulkan, Bupati Pati Sudewo Ajak Lawan Politik Bersatu: Tidak Boleh Euforia
-
Kolaborasi Riset Sawit dan UMKM, Perkuat Inovasi Perkebunan Indonesia
-
Kahiyang Ayu Ajak Anak PAUD Amalkan Ikrar Anak Indonesia Hebat 2025