Suara.com - Tim mahasiswa Universitas Indonesia dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Komputer, meluncurkan aplikasi bernama Isolasinfo untuk membantu warga yang menjalani isolasi mandiri atau isoman.
"Isolasinfo merupakan sebuah aplikasi yang dibuat sebagai bentuk kepedulian mahasiswa dalam menjaga kesehatan fisik di masa pandemi Covid-19, khususnya dalam membantu masyarakat yang menjalani isoman tanpa gejala dan gejala ringan," kata Ketua Tim Isolasinfo, Prasandhya dalam keterangannya, Rabu (3/11/2021).
Menurut dia, latar belakang dibuatnya aplikasi ini adalah karena rendahnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap isoman di masa pandemi Covid-19.
Prasandhya menuturkan tujuan dari diluncurkannya aplikasi ini ke masyarakat adalah sebagai wadah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental di masa pandemi. Sekaligus memberikan informasi serta edukasi mengenai cara melakukan isoman dengan baik serta tetap menjaga kesehatan fisik serta mental dari penggunanya.
Pengguna dapat juga mengakses berbagai layanan telemedicine, mencari bantuan profesional, serta mencari berbagai nomor telepon yang mungkin diperlukan di masa pandemi Covid-19.
Edukasi yang terdapat dalam aplikasi ini sudah disupervisi oleh dokter-dokter terbaik di FKUI-RSCM, serta melibatkan IDI Jakarta Pusat sebagai mitra kolaborasi, sehingga menjamin keabsahan informasi tersebut.
Fitur yang ditawarkan pada aplikasi ini meliputi fitur asesmen untuk mengetahui gejala atau kondisi yang dialami pengguna dari hari ke hari, fitur nutrisi untuk membantu para penggunanya memenuhi kebutuhan nutrisi disertai dengan fitur pengingat minum obat atau vitamin.
Selain itu fitur edukasi mengenai isoman yang ditampilkan dengan kartu dan infografis menarik, fitur olahraga yang berisi edukasi olahraga, asesmen sebagai syarat untuk melakukan olahraga, dan olahraga yang dapat dikerjakan selama melakukan isoman.
Fitur well-being untuk menjaga kesehatan mental melalui edukasi dan jurnaling, dan fitur forum dimana para pengguna bisa saling bercerita dan menyemangati antara satu dengan yang lainnya.
Dekan FKUI Ari Fahrial Syam mengatakan ini merupakan terobosan dari mahasiswa lintas disiplin yaitu FK dan Fasilkom yang di dukung oleh UI. Di era digital hal seperti ini menjadi suatu tuntutan dari masyarakat.
"Adanya aplikasi ini, dapat menginspirasi untuk membuat berbagai macam aplikasi yang sejenis ke depannya dengan penyakit-penyakit lain baik penyakit diabetes melitus, hipertensi dan lainnya," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Atasi Krisis Air, Brimob Polri Targetkan 100 Titik Sumur Bor untuk Warga Aceh Tamiang
-
Mendikdasmen Pastikan Guru Korban Bencana di Sumatra Dapat Bantuan Rp2 Juta
-
Masalah Lingkungan Jadi PR, Pemerintah Segera Tertibkan Izin Kawasan Hutan hingga Pertambangan
-
Dua Hari Berturut-turut, KPK Dikabarkan Kembali Tangkap Jaksa Lewat OTT
-
LPSK Tangani 5.162 Permohonan Restitusi, Kasus Anak Meroket Tajam
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Jurus 'Sapu Jagat' Omnibus Law Disiapkan untuk Atur Jabatan Polisi di Kementerian
-
Dakwaan Jaksa: Dana Hibah Pariwisata Sleman Diduga Jadi 'Bensin' Politik Dinasti Sri Purnomo
-
LPSK Bahas Optimalisasi Restitusi Korban Tindak Pidana bersama Aparat Hukum
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check