Suara.com - Panglima militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan berjanji tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan mana pun di masa depan setelah masa transisi menuju pemerintahan sipil.
Burhan akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintahan sipil usai didemo besar-besaran oleh masyarakat serta dikecam oleh berbagai negara dan PBB.
Mengutip Al Jazeera, Senin (8/11/2021), protes anti-kudeta nasional telah terjadi sejak perebutan kekuasaan pada 25 Oktober lalu. Namun, demonstrasi tersebut telah dipenuhi dengan tindakan keras yang mematikan.
Menurut Komite Pusat Dokter Sudan (CCSD), setidaknya 14 orang tewas dan sekitar 300 orang terluka dalam demonstrasi tersebut.
“Ini adalah janji kami, janji yang kami buat untuk diri kami sendiri, rakyat Sudan, dan komunitas internasional, bahwa kami berkomitmen untuk menyelesaikan transisi demokrasi, mengadakan pemilihan tepat waktu,” kata Burhan kepada Al Jazeera.
“Dan berkomitmen untuk tidak menghentikan aktivitas politik apa pun selagi berlangsung damai dan dalam batas-batas deklarasi konstitusional dan bagian-bagian yang belum ditangguhkan,” lanjut Burhan.
“Kami berkomitmen untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil dengan kompetensi nasional dan kami berjanji untuk menjaga transisi dari campur tangan apa pun yang dapat menghalanginya.”
Namun, Burhan membantah bahwa pihak militer Sudan bertanggung jawab atas kematian para pendemo yang menentang kudeta.
"Tentara Sudan tidak membunuh warga dan ada komite investigasi untuk mengungkap apa yang terjadi," kata Burhan.
Baca Juga: Usai Kudeta, Pemimpin Militer Sudan Setuju dengan AS Percepat Bentuk Pemerintahan Baru
Wawancara tersebut disiarkan ketika demonstrasi anti-kudeta berlanjut di Khartoum dan beberapa kota lain, meningkatkan tekanan terhadap militer di tengah krisis politik yang berkelanjutan.
Puluhan guru berunjuk rasa melawan tentara di luar kementerian pendidikan di Khartoum. Menurut serikat guru, setidaknya 80 demonstran ditangkap di Khartoum pada Minggu (7/11/2021). Tidak ada laporan korban jiwa.
Resul Serdar, Koresponden Al Jazeera yang berbicara dengan Burhan, melaporkan bahwa Burhan berpendapat orang-orang memiliki hak untuk memprotes secara damai.
“Burhan mengatakan pembicaraan sedang berlangsung dengan partai politik dan tokoh-tokoh termasuk perdana menteri yang digulingkan, Abdalla Hamdok, (mengenai) mencapai konsensus untuk membentuk pemerintahan,” jelas Serdar, melaporkan dari Khartoum.
“Dia mengatakan dia berharap untuk mencapai kesepakatan dalam 24 jam ke depan, meskipun ada beberapa kendala,” lanjut Serdar.
(Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
-
Usai Kudeta, Pemimpin Militer Sudan Setuju dengan AS Percepat Bentuk Pemerintahan Baru
-
Pesawat Jatuh di Sudan Selatan, 5 Orang Meninggal
-
Situasi Makin Buruk Pasca Kudeta, Puluhan Negara Desak PBB Bikin Agenda Khusus Bahas Sudan
-
Bentrokan Semakin Menjadi-jadi, PBB dan AS Kecam Pemerintah Militer Baru Sudan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat
-
Kendala Teknis di Kemenhaj, Pelunasan Biaya Haji Khusus 2026 Tersendat
-
KPK Panggil Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dalam Kasus RSUD Koltim
-
KemenP2MI Kirim Logistik Bantuan Darurat untuk Ribuan Korban Banjir & Longsor di Sumatra
-
Program KDKMP Jadi Program Pemerintah Terpopuler, Menteri Ferry Raih Disway Awards 2025
-
Satgas PKH Mulai Bergerak, Usut Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
-
Rekaman CCTV hingga Buku Nikah Dikirim ke Labfor, Laporan Perzinahan Inara Rusli Masuk Babak Krusial
-
Menata Ulang Jaminan Sosial untuk Mendorong Produktivitas Nasional
-
KPK Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Pemerasan Sertifikat K3 di Kemnaker
-
Rano Karno Minta Warga Jakarta Berbenah: Stop Buang Sampah ke Sungai!