Suara.com - Sejumlah organisasi pembela hak asasi manusia mengecam serangkaian ancaman dan serangan terhadap keluarga Veronica Koman.
Dari laporan yang dirilis Amnesty International Indonesia disebutkan sudah dua kali rumah orang tua Veronica di Jakarta menjadi target ancaman dalam dua pekan terakhir.
"Pada 24 Oktober, dua pria tak dikenal mengirim sebuah paket di depan rumah mereka, yang terbakar tidak lama kemudian," ujar Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty.
Serangan kedua terjadi pada hari Minggu kemarin (7/11), yang menurut pihak kepolisian dilakukan oleh duapria yang naik motor, kemudianmelemparkan bungkusanke garasi rumah orang tuanya.
Dua dari bungkusanmeledak dan menghamburkan potongan kertas dan cat merah.
Amnesty melaporkan dalam insiden tersebut ditemukan juga pesan ancaman untuk Veronica yang diketik dengan atas nama"Laskar Militer Pembela Tanah Air".
"Diperkirakan merupakan bentuk ancaman terhadap penghuni rumah terkait tindakan-tindakan Veronica Koman," ujar Komisaris Besar Aswin Siregar, Kepala Bagian Bantuan Operasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, seperti yang dikutip dari Tempo.
Amnesty menuntut agar pihak kepolisian menyelidiki insiden ini secara "menyeluruh, transparan, dan tidak memihak", serta memastikan keselamatan orang tua Veronica.
Mendapat ancaman dalam berbagai bentuk
Dari pernyataan yang diterima ABC Indonesia, Human Rights Watch mengatakan pembela hak asasi manusia di Indonesia harusnya bisa mengekspresikan diri mereka, bahkan untuk subyek yang sensitif, tanpa mendapat ancaman apa pun.
Kedatangan paket bahan peledak di rumah orang tua Veronica menandai eskalasi serius dariancaman dan intimidasi yang telah dihadapi Koman dan keluarganya selama bertahun-tahun karena aktivisme damai di Papua," ujarElaine Pearson, Direktur Human Rights Watch Australia.
Mereka juga mengatakan pihak kepolisian harus secara terbuka mengutuk serangan ini dan meminta pertanggungjawaban pelaku ancaman tersebut.
Ancaman juga diterima oleh keluarga Veronica lainnya dalam bentuk paket berisi ayam mati dan sebuah pesan berisi pernyataan siapa pun yang menyembunyikan Veronica akan berakhir sama seperti ayam tersebut.
Komisi Perempuan Nasional juga mendesak agar kepolisian "mengusut tuntas dan memproses secara hukum pelaku teror", karena menurut catatan mereka Veronica sudah mendapat "teror" dalam bentuk intimidasi dalam tiga tahun terakhir.
"Intimidasi juga dilakukan melalui media daring, termasuk menyebarkan foto rumah orang tua VK [Veronica Koman] di media sosial oleh akun anonim," tulis Komnas Perempuan dalam pernyataan.
"Akibat rangkaian aksi teror tersebut, orang tua VK, terutama ibunya, menjadi ketakutan dan trauma."
Komnas Perempuan mencatat ancaman dan serangan yang menargetkan pribadi Veronica dilakukan dengan mengaitkan unsur ras, agama, dan jenis kelaminnya.
Veronica sudah tinggal di Australia sejak tahun 2019 dan tetap menyuarakan hak-hak warga Papua di dunia internasional.
Berita Terkait
-
Protes Ledakan Gaji DPR, Veronica Koman: Harusnya Gaji Mereka Diperkecil jika Niatnya Layani Rakyat!
-
Veronica Koman Kecam Anggaran Polri Naik: Kasus Diplomat Mandek, Malah Urus Bendera One Piece!
-
Baru Jabat Menteri HAM Sudah Minta Dana Rp20 Triliun, Veronica Koman Semprot Pigai: Mau Buat Apa Lu Duit Segitu, Surem!
-
Percaya Diri Ngaku Putra Mulyono, Netizen Tunggu Kaesang Pakai Rompi 'Pecinta Ketek'
-
Akun Fufufafa Diduga Gibran Komentar Rasis ke Warga Papua, Veronica Koman Murka!
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
Aktivis 98 Gagas 'Warga Peduli Warga', Bagikan Ribuan Sembako ke Ojol dan Warga Rentan Jakarta
-
Viral Detik-Detik Truk Gas Meledak: 8 Orang Tewas Terpanggang, Puluhan Kritis
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang