"Kok rangkap, Put? Silakan tanya atasan gue saat itu, tidak lain tidak bukan Mas @febridiansyah," ungkapnya.
Tahun 2020, Puput saat itu pun juga tidak mengurus majalah serta website KPK. Di Pikirannya pun tak akan mendapat tugas membantu pembuatan laptah tahun 2020. Namun, atas perintah atasannya saat itu Febri, Ia harus turut serta menjadi penanggung jawab.
"Tp lagi2 atasan gue saat itu Mas @febridiansyah, berkata lain dan tgs tetaplah tgs. Jadilah gue PIC Laptah 2020," kata Puput.
Menurut Puput, perubahanan uu KPK hasil revisi serta struktur KPK yang telah berubah, membuat tim yang mengerjakan Laptah tahun 2020 harus kembali memikirkan. "Karena pencegahan disebut diminta bikin laporan pertanggungjawaban sendiri ke Presiden. Begitu juga dengan Dewas. Maka rapatlah kami,"
"Siapa aja yg rapat? Gue dan beberapa pejabat yg terkait dgn ini. Dlm rapat itu, disepakati Humas akan tetap mengerjakan satu laptah: KPK. KPK itu termasuk pencegahan dan dewas. Meskipun kemudian entah knp Dewas bikin laptah sendiri."
Hasil dari rapat itu pun, kata Puput, untuk laporan pertanggungjawaban pencegahan dan dewan pengawas KPK diartikan sebagai laporan kinerja. Berbeda dengan laptah.
"Jadi setiap tahun KPK memang bikin laporan kinerja dan laporan tahunan. Laporan kinerja lebih rumit dan rinci," ucapnya.
Februari 2021, ternyata pimpinan KPK sudah menunjuk langsung tim yang akan mengerjakan Laptah. Dimana pimpinan mengajak tim humas untuk rapat bersama. Saat itu, Puput kaget ternyata yang ditunjuk pimpinan untuk mengerjakan laptah bukan yang memang bekerja di bidangnya.
" Intinya meminta humas ikut ngerjain. Hamba bengong. Tim Laptah yg ditunjuk, bukannya ga mampu. Tp memang bukan itu spesialisasi mereka. Spesialisasi mereka ya di bidang lain," ungkapnya.
Baca Juga: Rektor Unud Akan Bebas Tugaskan Dosen yang Terseret Dugaan Korupsi DID Tabanan
Puput menyebut diketahui KPK dalam merekrut pegawai berdasarkan keahlian masing-masing. "Gue disuruh ngerjain keuangan ya modar. Dan sebaliknya, pegawai di keuangan, disuruh bikin materi publikasi, ya pusing," ucapnya
Pada Maret 2021, kata Puput Laptah harusnya segera diselesaikan. Dimana, bahan sudah terkumpul. Namun, tim laptah yang ditunjuk langsung pimpinan KPK merasa kebingungan. Bukannya tim laptah tak mampu mengerjakan. Namun, memang bukan spesialis mereka untuk mengerjakan publikasi KPK.
"Tim Laptah yg ditunjuk bingung, mana yg hrs msk laptah, mana yg menarik dan ga menarik buat publik. Sekali lg, bkn krn ga mampu. Tp spesialisasi mrk emang bkn itu," kata puput.
Tim Laptah yang ditunjuk pimpinan KPK sebenarnya sudah menyampaikan bahwa sepatutnya yang mengerjakan Laptah adalah tim Humas. Namun, pimpinan tetap menolak laptah dikerjakan oleh tim yang telah ditunjuk.
"Tapi yang di atas-atas itu menolak humas yg ngerjain. Jadi tim laptah yang ditunjuk kejepit deh. Merasa bkn spesialisasinya, tp dipaksa nyelesein," ucapnya.
Hingga akhirnya, Tim Laptah yang ditunjuk pimpinan KPK meminta bantuan tim humas. Di mana atas dasar hubungan sesama pegawai, Puput dan timnya membantu mengerjakan.
Tag
Berita Terkait
-
Rektor Unud Akan Bebas Tugaskan Dosen yang Terseret Dugaan Korupsi DID Tabanan
-
KPK Periksa Mantan Kadis dan Sekdis Dindikbud Banten, Terkait Lahan SMK 7 Tangsel
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Tanah, KPK Periksa Kepala SMKN 7 Tangsel dan 5 Orang Lainnya
-
KPK Tunggu Laporan Serikat Karyawan Garuda Indonesia soal Dugaan Mark Up Pengadaan Pesawat
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional