Suara.com - Partai Komunis Burma (PKB) sedang bersiap-siap untuk melawan pemerintah junta dan kembali berkompetisi di politik.
Workers Today, sebuah portal blog proletariat, mewartakan jika Partai Komunis Burma sedang membangun kekuatan untuk melawan junta.
"Sejak deklarasi Manifesto PLA, sayap bersenjata Partai Komunis Burma (PKB) telah membangun kekuatan untuk mengambil bagian dalam upaya kolektif untuk menggulingkan pemerintah junta ilegal," jelasnya.
Portal tersebut juga mewartakan bahwa PKB akhirnya menyatakan pendirian kembali PLA pada akhir Agustus, setelah sempat terpinggirkan.
"PLA saat ini memiliki halaman FB resmi di mana mereka telah memposting surat penghargaan atas sumbangan yang telah mereka terima dan kegiatan PLA," jelas Workers Today.
PKB dilaporkan menggunakan peralatan dan senjata yang diterima dari Kachin Independence Army (KIA), salah satu oposisi yang aktif melawan junta.
Partai tersebut mengungkapkan jika mereka berharap akan terus tumbuh lebih banyak dalam kekuatan dan persenjataan.
Hampir satu tahun setelah junta militer mengambil alih kekuasaan, dilaporkan Workers Today bahwa semakin populernya ideologi kiri dan kebangkitan simpati komunis.
"Menunjukkan bahwa masih ada harapan di masa depan yang bergejolak yang sedang kita hadapi dan dengan lebih banyak orang mulai menyadari betapa kita tidak dapat mengandalkan pengaruh/dukungan luar untuk memenangkan pertarungan," jelasnya.
Baca Juga: Sedikitnya 160 Rumah Terbakar di Myanmar, Pemerintah Salahkan Kelompok Pemberontak
PKB merupakan salah satu kekuatan komunis yang cukup besar yang lahir setelah perang dunia kedua di negara yang saat itu masih dikenal sebagai Burma.
Dikutip dari The Irrawady Rabu (10/11/2021), setelah pecahnya perang saudara pada tahun 1948, PKB mendirikan benteng di pegunungan Pegu Yoma di utara Yangon, di Delta Irrawaddy, Arakan Yoma, Tenasserim (sekarang Tanintharyi), dan Divisi Sagaing atas (sekarang wilayah).
Saat itu PKB aktif di dalam dan sekitar Pyinmana, di mana mereka mengorganisir petani dalam perjuangan dan pemogokan melawan tuan tanah dan rentenir.
Namun karena terjadi penyimpangan di dalam partai, mengakibatkan kekacuan dan ditambah Ne Win menerima bantuan dari Amerika Serikat.
PKB sempat jatuh dan mundur ke pos terdepan di Timur Laut yang kemudian menjadi benteng baru. Saat itu, kekuatan utama terdiri dari orang-orang etnis Wa dan Kokang.
NUG
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Sikapi Pembunuhan Anak Kadernya di Cilegon, DPP PKS Desak Polisi Usut Tuntas dan Transparan
-
PKS Kutuk Keras Pembunuhan Sadis Anak Kadernya di Cilegon: Setiap Anak Punya Hak Hidup!
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
KPK Tangkap Jaksa di Banten, Sinyal Keras Perang Korupsi Antar Aparat?
-
DPR Minta Penanganan Luar Biasa untuk Bencana Aceh, Bendera Putih Jadi Alarm Keras
-
Ayah Korban Diperiksa, Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Rumah Mewah Cilegon Masih Gelap?
-
Gubernur Bobby Nasution Jamin Stok Pangan Aman Jelang Nataru
-
KPK Konfirmasi: Ada Jaksa yang Ditangkap Saat OTT di Wilayah Tangerang
-
Pramono Anung Tantang Gen Z Jakarta Atasi Macet dan Sampah, Hadiahnya Jalan-Jalan ke New York
-
Neraka 'Online Scam' ASEAN, Kemiskinan Jadi Umpan Ribuan WNI Jadi Korban TPPO