Suara.com - Sudah pernah mendengar istilah Dimethyl Ether (DME)? Kabarnya, pemerintah sedang mengembangkan DME ini untuk memenuhi kebutuhan energi di rumah tangga. Apa itu DME?
Nantinya, DME diharapkan dapat menjadi energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk keperluan dapur rumah tangga. Langkah ini ditempuh sebab penggunaan dan konsumsi LPG di masyarakat terus meningkat hingga memaksa impor.
Pemerintah mencatat, per tahun Indonesia mengimpor LPG sampai 5,5 sampai 6 juta. Itulah mengapa, pemerintah melakukan upaya untuk mendorong hilirisasi industri. Batu bara rendah kalori akan diolah melalui proses gasifikasi batu bara menjadi DME yang nantinya akan menggantikan LPG bagi kebutuhan rumah tangga.
Mengenal Apa Itu DME
Apa itu DME? Intinya, jika LPG yang ada saat ini merupakan berbasis minyak bumi, sedangkan DME berbasis batu bara. Bentuk akhir dari DME kemudian didistribusikan seperti LPG, yaitu dalam bentuk tabung. Ulasan selengkapnya, cek di bawah ini.
Dari sisi lingkungan, penggunaan DME disebut-sebut lebih baik dibandingkan LPG karena mudah terurai di udara dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%. Lantas apakah tidak ada dampak kesehatan penggunaan DME? Mengingat DME berbasis batu bara yang jika dihirup asapnya bisa berbahaya bagi kesehatan.
Menurut Pengamat Energi dan Pertambangan Fahmy Radhi, penggunaan DME untuk masak tetap aman bagi kesehatan karena telah melalui proses gasifikasi. Di tahap itulah batu bara akan dikonversi menjadi produk gas yang dapat digunakan untuk kebutuhan energi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa risiko penggunaan DME terhadap kesehatan sedikit ada dibandingkan dengan penggunaan LPG.
Melansir laman litbang.esdm.go.id, karakteristik DME memiliki kemiripan dengan komponen LPG, yaitu terdiri atas propan dan butana, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sesuai LPG. DME sendiri berasal dari berbagai sumber, baik bahan bakar fosil maupun yang dapat diperbaharui.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Bangun Hilirasi Industri Pengganti Gas LPG
DME merupakan senyawa bening yang tidak berwarna, ramah lingkungan dan tidak beracun, tidak merusak ozon, tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, tidak mengandung sulfur, mempunyai nyala api biru, memiliki berat jenis 0,74 pada 60/60oF.
Pada kondisi ruang, DME yaitu 250C dan 1 atm berupa senyawa stabil berbentuk uap dengan tekanan uap jenuh sebesar 120 psig (8,16 atm). DME ini mempunyai kesetaraan energi dengan LPG, yaitu berkisar 1,56-1,76 dengan nilai kalor DME sebesar 30,5 dan LPG 50,56 MJ/kg.
Awalnya, DME digunakan sebagai sebagai solvent, aerosol propellant, dan refrigerant. Namun saat ini, DME sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, rumah tangga, hingga genset.
Berapa Harga DME?
Lalu berapa kisaran harga DME? Hingga saat ini belum bisa diketahui pasti berapa perkiraan harga DME. Pemerintah sedang mengupayakan harganya bisa lebih murah daripada LPG agar masyarakat tertarik untuk berpindah dari LPG ke DME.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyampaikan, bahwa nantinya akan ada regulasi yang mengatur harga DME sesuai hitungan pemerintah.
Demikian penjelasan apa itu DME atau Dimethyl Ether yang direncanakan bakal jadi pengganti LPG. Apakah kalian tertarik dengan inovasi itu?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru