"Ibu kemudian harus dibawa ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan dan setelah diberi obat sekarang sudah mendingan," kata Syukron, yang bekerja sebagai guru sebuah sekolah madrasah.
Ia mengatakan saat ini kondisi ibunya sudah normal, tapi tidak bisa lepas dari obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
"Itu yang jadi kehawatiran kami, bergantung dengan obat," kata Syukron.
Syukron juga sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah dan mengatakan sejauh ini belum mendapat kabar apa pun.
"Setelah bapak meninggal, dari kelurahan ada permintaan mengisi formulir dari Dinas Sosial. Namun sampai sekarang tidak ada yang menghubungi kami."
Kecemasan banyak ditemukan
Saat ini terdapat sejumlah permintaan konsultasi psikologi dari mereka yang anggota keluarga meninggal akibat COVID atau bahkan dari pasien COVID-19.
Seperti yang diceritakan Lya Fahmi, seorang psikolog klinis di salah satu puskesmas di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Di bulan Juni 2020, saya mulai intens melayani konseling online melalui aplikasi WhatsApp bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang sedang isolasi mandiri karena terpapar Covid-19," katanya kepada ABC.
Baca Juga: Penuh Haru, Ini Suasana Pemakaman Rony Dozer
"Isu-isu psikologis pasien tidak lagi sebatas kecemasan terkait kesehatan diri dan keluarga, tapi meluas pada isu kesedihan ditinggal mati, kecemasan finansial, dan rasa tidak nyaman antara anggota masyarakat.
Lya juga pernah terlibat sebagai petugas pelacak ketika kasus COVID sedang tinggi di bulan Juli lalu, tapi terus melakukan layanan konseling.
Ia menceritakan saat itu hampir seluruh dusun di wilayah kerja puskesmasnya masuk dalam zona merah dan ketika melakukan pelacakan dia melihat banyak warga yang saling curiga satu sama lain.
"Ada kemarahan dan rasa tidak suka pada anggota masyarakat lain yang dinilai tidak peduli dengan pandemi sehingga tidak mau melakukan penyesuaian perilaku."
"Di samping itu, masyarakat juga cenderung merasa tidak aman dan sensitif terhadap cara pandang lingkungannya setelah mereka terpapar Covid-19," ujarnya.
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional