Suara.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Partai Keadian Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera kritisi pendataan pemerintah terkait program bantuan sosial (Bansos). Hal ini dinyatakan oleh Mardani Ali Sera sendiri melalui akun Twitternya Selasa (23/11/2021).
Merujuk pada pemberitaan tentang KemenPAN RB yang menindaklanjuri puluhan ribu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menerima bansos pemerintah, Mardani menyatakan bahwa pengelolaan data pemerintah masih amburadul.
"Temuan ini kembali menunjukkan amburadulnya pengelolaan data penerima bantuan oleh pemerintah. Kesalahan dalam penyertaan data merupakan salah satu kekurangan program bansos," tulis Mardani.
"Data adalah hal mendasar karena berpengaruh pada penghitungan anggaran, transfer ke daerah, penyaluran dan pengadaan," tambahnya.
Menurutnya, Kementerian Sosial (Kemensos) tidak bisa memperbaiki data mereka hanya sendiri tanpa integrasi dengan data Kementerian dalam Negeri (Kemendagri).
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah harus mengecek berbagai jenis pekerjaan [warga negara] agar yang tidak berhak menerima bansos tidak akan menerimanya.
"Tidak bisa ditawar, pemerintah harus bisa mengecek berbagai jenis pekerjaan yang seharusnya tidak berhak atas bansos tapi justru menerimanya," tulis Mardani.
Mardani menunjukkan bahwa pemerintah pusat dan daerah perlu duduk bersama untuk membenahi masalah pendataan dan jangan saling menyalahkan.
"Termasuk pada aspek Big Data (Data Raya) dan single ID number. Mesti ada keinginan duduk bersama lintas lembaga dan merapikan data masyarakat hingga hanya ada satu data dan bisa dipakai lintas Kementerian/Lembaga," imbuhnya.
Baca Juga: Tak Layak, 895 Data Calon Penerima Bansos Dicoret Pemkot Jogja
Puluhan Ribu ASN dapat Bansos
Sebelumnya diberitaan bahwa sebanyak lebih dari 31 ribu AS diduga menerima Bansos. Hal tersebut dinyatakan sendiri oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Menurut Mensos, dari 31 ribu tersebut 28 ribu di antaranya adalah ASN aktif.
“Yang aktif itu setelah kita cek di data BKN mungkin sisanya tuh sudah pensiun itu 28.965 ASN aktif,” ucap Risma dalam konferensi pers, Jumat (19/11/2021).
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini
-
Cuaca Hari Ini: Waspada Badai, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprediksi Hujan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu