Suara.com - Jepang sedang mempertimbangkan membuka kembali kedutaan besarnya di Afghanistan setelah sempat ditutup sejak Taliban kembali berkuasa.
Menyadur Anadolu Agency Sabtu (27/11/2021), pemerintah Jepang mengatakan akan terus melakukan diskusi dengan Taliban.
"Jepang akan terus melakukan diskusi tingkat kerja dengan Taliban dan terus melakukan upaya terbaik untuk mengamankan keselamatan warga negara Jepang dan staf lokal," jelas Kementerian Luar Negeri Jepang.
Jepang juga mengungkapkan akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk warga negaranya, serta berkontribusi pada stabilisasi Afghanistan.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Duta Besar Jepang Takashi Okada melakukan kunjungan selama empat hari ke Afghanistan pada Kamis (25/11/2021).
Takashi Okada juga sempat bertemu dengan pejabat tinggi Taliban, termasuk wakil sementara Perdana Menteri Abdul Ghani Baradar.
Dalam kunjungan tersebut, juga membahas pembukaan kembali Kedutaan Besar Jepang di Kabul.
Jepang telah menutup kedutaannya dan mengalihkan operasi ke Qatar pada 15 Agustus, hari ketika Taliban kembali berkuasa di Afghanistan.
"Pemerintah sedang mempertimbangkan opsi untuk melanjutkan fungsi kedutaan hanya dengan staf lokal, tetapi waktu pembukaan kembali perlu dikoordinasikan dengan negara lain," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang kepada Kyodo News.
Baca Juga: Peneliti Jepang Bingung Kasus Covid-19 Tetiba Anjlok, Siti Fadilah Duga Itu Ulah Teroris
Pejabat tersebut mengatakan Jepang sedang melaksanakan bantuan melalui organisasi internasional untuk menanggapi situasi yang memburuk di Afghanistan.
"Duta Besar Okada menekankan pentingnya menghormati hak semua orang Afghanistan, termasuk perempuan dan minoritas, membangun sistem politik yang inklusif, dan mencegah Afghanistan menjadi tempat yang aman bagi terorisme," jelasnya.
Okada mendesak pemerintah sementara untuk memastikan keselamatan warga negara Jepang dan staf lokal dan memastikan keaamanan bagi yang ingin meninggalkan Afghanistan.
Okada juga sempat bertemu dengan mantan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dan mantan kepala eksekutif Abdullah Abdullah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik
-
Kondisi FN Membaik Pasca Operasi, Polisi Siap Korek Motif Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Besok
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN