Suara.com - Menlu AS Antony Blinken akan datang ke Indonesia dan Malaysia minggu depan. Pemerintah AS ingin meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara untuk bendung pengaruh Cina.
Rangkaian kunjungan para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) ke Asia Tenggara terus berlangsung. Minggu depan, giliran Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan berkunjung ke Indonesia, kata Dirjen Urusan Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri, I Gede Ngurah Swajaya, kepada wartawan hari Senin (06/12).
Antony Blinken akan datang ke Jakarta pada 13-14 Desember, dan menjadi pejabat tinggi AS ketiga yang datang ke Indonesia dalam dua bulan terakhir.
Dua sumber diplomatik Asia Tenggara, yang meminta agar namanya tidak disebutkan, mengatakan kepada kantor berita Reuters, Blinken kemudian akan mengunjungi Malaysia pada 14-15 Desember.
Selama kunjungannya ke Indonesia, Antony Blinken akan menyampaikan pidato tentang kebijakan AS di sektor kesehatan, investasi, dan infrastruktur di kawasan Indo-Pasifik, kata I Gede Ngurah Swajaya.
Menlu AS itu juga akan berpartisipasi secara virtual dalam pertemuan Forum Demokrasi Bali pada 9 Desember.
Persaingan AS-Cina di Asia Pasifik Masih belum jelas, negara mana saja di Asia Tenggara yang akan dikunjungi Antony Blinken kali ini.
Seorang juru bicara Kedutaan AS yang dihubungi Reuters menolak berkomentar. Pada pertemuan dengan para menteri luar negeri Asia Tenggara di sela Sidang Majelis Umum PBB bulan September lalu, Antony Blinken mengatakan bahwa Washington sudah menyiapkan strategi baru yang lebih luas untuk kawasan Indo-Pasifik.
Dia mengatakan, peningkatan hubungan itu akan dibangun "di atas visi bersama kita untuk kebebasan, keterbukaan, saling keterhubungan, tangguh dan aman.”
Baca Juga: Senat AS Akhirnya Putuskan Antony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri
Kalangan pengamat menilai upaya AS meningkatkan hubungan dengan Asia Tenggara sebagai jawaban atas meningkatnya dominasi Cina di kawasan ini.
Kedua adidaya belakangan terlibat ketegangan soal dukungan AS terhadap Taiwan. Bulan November lalu, Presiden Cina Xi Jinping mengingatkan bahaya "kembalinya Perang Dingin yang membawa perpecahan" di Asia-Pasifik. hp/ae (rtr)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka