Suara.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, memperingatkan bahwa upaya terbaru untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera mungkin menjadi kesempatan terbaik, dan bahkan yang terakhir, untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hamas. Dalam kunjungannya ke Israel, Senin, Blinken mendesak kedua belah pihak untuk memanfaatkan momen ini guna mencapai kesepakatan yang selama ini sulit dicapai.
Selama kunjungan tersebut, Blinken bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, dan kemudian dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk membawa para sandera pulang, mencapai gencatan senjata, dan menempatkan semua orang di jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan yang langgeng." kata Blinken sebelum bertemu Herzog.
Pernyataan Blinken muncul setelah negosiasi di Qatar minggu lalu antara Israel dan Hamas terhenti tanpa hasil yang berarti. Meskipun demikian, negosiasi diharapkan akan dilanjutkan minggu ini berdasarkan proposal penghubung dari AS. Hamas sendiri telah menyatakan keraguannya terhadap peluang tercapainya kesepakatan, mengingat perundingan sebelumnya gagal memberikan hasil konkret.
Sementara itu, situasi di lapangan semakin memanas. Pasukan Israel dilaporkan telah memperluas serangan mereka di Gaza, bergerak lebih dalam ke wilayah Khan Younis sebagai bagian dari fase terakhir operasi militer mereka.
Penduduk lokal melaporkan bahwa bentrokan sengit terdengar di daerah tersebut, dengan pasukan Israel berhasil mencapai jalan pesisir yang secara efektif memutus akses antara Khan Younis dan wilayah di utara.
Pada saat yang sama, Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan bahwa sekitar 9.500 orang telah dievakuasi dari zona pertempuran di Kursk, di tengah serangan balasan yang dilakukan oleh pasukan Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengecam tindakan ini sebagai "serangan teroris."
Blinken, dalam pertemuannya, juga menyoroti perlunya percepatan bantuan militer dari para mitra internasional, terutama dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
"Keputusan harus diambil dengan cepat, dan logistik untuk bantuan yang telah dijanjikan harus berjalan tepat waktu," tegasnya.
Namun, mencapai kesepakatan yang komprehensif tetap menjadi tantangan besar. Israel tetap teguh pada posisinya bahwa perang hanya dapat berakhir dengan penghancuran Hamas sebagai kekuatan militer dan politik.
Di sisi lain, Hamas bersikeras bahwa mereka hanya akan menerima gencatan senjata permanen, bukan sementara. Perselisihan juga mencakup isu-isu seperti keberlanjutan kehadiran militer Israel di Gaza, kebebasan bergerak warga Palestina, serta identitas dan jumlah tahanan yang akan dibebaskan dalam pertukaran sandera.
Di tengah negosiasi yang berlangsung, kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah semakin meningkat. Konflik ini telah memicu bentrokan perbatasan selama berbulan-bulan antara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Blinken memperingatkan semua pihak agar tidak melakukan provokasi yang dapat memperburuk situasi.
"Sudah saatnya untuk memastikan bahwa tidak seorang pun mengambil langkah apa pun yang dapat menggagalkan proses ini," ujarnya.
Tak lama setelah Blinken tiba di Israel pada hari Minggu, sebuah bom meledak di dekat sinagoga di Tel Aviv, menewaskan orang yang membawanya dan melukai seorang pejalan kaki. Hamas dan sekutu dekatnya, Jihad Islam, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Berita Terkait
-
Menlu AS Tuduh Badan PBB UNRWA 'Antek' Hamas Usai ICJ Putuskan Kewajiban Israel
-
Indonesia Tak Gentar Disanksi IOC karena Tolak Atlet Israel, Pegang Prinsip UUD 1945
-
IOC, Badan Olimpiade Dobel Standar: Berani Hukum Rusia, Tapi Bela Israel yang Lakukan Genosida
-
Fans Klub Israel Resmi Dilarang Hadir saat Maccabi Tel Aviv Sambangi Aston Villa
-
Kengerian Bentrokan di Liga Israel: 12 Warga Terluka, 9 Orang Ditangkap!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Isi Rapor SMA Ferry Irwandi Dibuka, 40 Hari Tak Masuk Sekolah Tapi Jadi Wakil Cerdas Cermat
-
Pesan Terakhir Pria di Lubuklinggau Sebelum Tenggak Racun: Aku Lelah, Terlilit Utang Judol
-
Curanmor di Tambora Berakhir Tragis: Tembak Warga, Pelaku Dihajar Massa Hingga Kritis!
-
Bantu Ibu Cari Barang Bekas, Anak 16 Tahun di Lampung Putus Sekolah, Ini Kata Kemen PPPA!
-
Sidak Gabungan di Lapas Karawang, Puluhan Ponsel Disita dari Blok Narapidana
-
Bromance di KTT ASEAN: Prabowo Dipeluk Erat PM Malaysia, Tertawa Lepas Bak Kawan Lama
-
RESMI! Timor Leste Gabung ASEAN, Prabowo dan Pemimpin Asia Tenggara Teken Deklarasi
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba Sepanjang 2025, DPR Minta Polri Waspadai Peningkatan Akhir Tahun
-
Dinilai Bebani Petani Kecil, SPKS Minta Pemerintah Tinjau PP 45 Tahun 2025
-
Gus Najih: Rakyat Dukung Polri Sikat Bandar, Hukum Mati Pengedar Narkoba!