Lalu pada 1940, di bawah kepemimpinan Heinrich Himmler, satuan elit Nazi SS mengubah area ini menjadi kamp konsentrasi, yang kemudian dikenal sebagai kamp utama Auschwitz I.
Area lain yang luas kemudian dibangun menjadi menjadi situs pembunuhan massal Auschwitz-Birkenau, yang dikenal sebagai kamp Auschwitz II.
2. Penduduk warga Yahudi
Sebelum Perang Dunia Kedua, lebih dari setengah dari 12.000 penduduk Oswiecim adalah warga Yahudi.
Komunitas Yahudi berkembang pesat melalui imigrasi. Setelah masuknya militer Jerman ke Polandia September 1939, makin banyak warga Yahudi yang dibawa ke tempat ini.
Sejak 1940 dan seterusnya, banyak warga Yahudi dipaksa bekerja sebagai buruh dan budak untuk SS, dan ditempatkan di kamp-kamp yang ada.
Sejak 1942, ratusan ribu orang Yahudi dan kelompok minoritas lain dibawa ke Auschwitz untuk dibunuh secara massal dan sistematis di kamar-kamar gas.
Mayatnya lalu dibakar di ruang-ruang kremasi.
3. Lokasi strategis bagi Nazi
Baca Juga: Kisah Sembilan Perempuan yang Selamat dari Tahanan Nazi
Kota Oswiecim menjadi lokasi strategis bagi Nazi, karena menjadi persimpangan jalur kereta api dari kota-kota penting Praha, Wina, Berlin, Warsawa, dan kawasan industri di sekitarnya.
Pada 20 Januari 1942 dekat Berlin dilaksanakan pertemuan para pejabat tinggi Nazi, yang kemudian dikenal dengan sebutan "Konferensi Wannsee".
Dalam pertemuan inilah disusun rencana detail pembunuhan massal warga Yahudi di Eropa dan kelompok-kelompok minoritas lain yang dinilai Nazi tidak berguna.
Dalam protokol pertemuan itu disebutkan: Warga Yahudi dari semua negara yang dikuasai Nazi Jerman akan dideportasi dengan kereta api.
Rencana pembunuhan massal itu disebut sebagai "Solusi akhir untuk masalah Yahudi Eropa."
4. Sistem kamp konsentrasi
Tag
Berita Terkait
-
Mengurai Kompleksitas Nazisme: Mengapa Tak Bisa Sekadar Disebut Gerakan Kiri atau Kanan?
-
Presiden Kolombia Bandingkan Deportasi AS dengan Nazi Jerman, Singgung Kamp Konsentrasi
-
Elon Musk Dituduh Beri Hormat Nazi di Pelantikan Trump, ADL Beri Klarifikasi Mengejutkan
-
Dituding Lakukan Gestur Nazi di Acara Pelantikan Trump, Begini Kata Elon Musk
-
Gestur Tangan Elon Musk di Pidato Pelantikan Trump Picu Kontroversi, Dituduh Mirip Hormat ala Nazi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Jerat Impor Tembakau: Saat Petani Lokal Merugi dan Rokok Murah Mengancam Remaja
-
Banjir Kepung Sumatera: Puan Minta Pemerintah Gercep Evakuasi, Perintahkan Anggota DPR Turun
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Tegaskan Belum Hentikan Kasus Arya Daru, Polisi Buru 'Dalang' Medsos dan Dalami Sidik Jari Misterius
-
Fisik Mulai Pulih, Psikis Belum Stabil: Pemeriksaan F Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Tertunda
-
Babak Baru Kasus Alvaro Kiano: Polisi Dalami Keterlibatan Pihak Lain, Siapa Komplotan Alex?
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
-
Viral Bocah SD PP Naik KRL Tangerang-Jakarta Demi Sekolah, Rano Karno: Kamu Hebat Nak!
-
Babak Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Polisi Gelar Perkara Khusus, Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan
-
Jelang Nataru, Polda Metro Jaya Siagakan 1.500 Satpam dan Satkamling