Suara.com - Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 menilai narasi menenangkan yang digaungkan pemerintah terkait peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron akan membahayakan kesehatan masyarakat.
Co-Inisiator LaporCovid-19, Ahmad Arif mengatakan meski sejumlah ahli menyebut tingkat kesakitan akibat varian Omicron terbilang ringan, hal itu tidak bisa menjadi dasar pemerintah menganggap enteng lonjakan Omicron.
"Ini bisa menyebabkan misinformasi di masyarakat. Bisa jadi memang Omicron tidak memicu keparahan dibanding varian Delta, tapi dia tetap mematikan jika belum divaksinasi. Narasi ini bisa membahayakan dan membentuk respons masyarakat yang abai," kata Arif dalam diskusi CISDI, Kamis (27/1/2022).
Dia mencontohkan, di DKI Jakarta, peningkatan kasus Covid-19 akibat Omicron mulai terasa, bahkan angka keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit sudah mencapai 45 persen.
"Kita tentu berharap vaksinasi dan infeksi sebelumnya bisa membantu menahan gelombang omicron, tetapi apa itu cukup? bagaimana jika wabah ini meluas ke banyak daerah yang cakupan vaksinasi dan faskesnya lebih rendah dibanding Jakarta?," tuturnya.
Diketahui, sejumlah pejabat pemerintah meminta masyarakat untuk tenang namun tetap waspada dengan peningkatan kasus akibat Omicron, bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri sudah meminta perkantoran untuk kerja dari rumah 50 persen.
Jumlah kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 1.766 orang yang mayoritas masih berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, namun sudah terdapat 449 kasus transmisi lokal yang berpotensi semakin meluas.
Tag
Berita Terkait
-
Sebut Omicron Tak Seganas Varian Delta, Menkes: Tak Perlu Panik karena Hospitalisasi dan Kematiannya Rendah
-
Sudah Dua Yang Meninggal, Kasus Omicron Indonesia Terus Melonjak, Kini Tambah Jadi 1.626 Orang
-
PKS Minta Pemerintah Tak Ragu Batasi Akses Masuk WNA, Cegah Lonjakan Kasus Omicron
-
Warga Lapor Ada Vaksin Covid-19 Berbagai Merek Dijual di Tokopedia
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar