Suara.com - Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menegaskan bahwa pihaknya menemukan ada praktik kekerasan terhadap penghuni di kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin.
Dugaan praktik kekerasan itu diketahui lewat pengakuan langsung orang-orang yang pernah mendekam di kerangkeng milik Terbit. Pengakuan itu disampaikan saat tim Komnas HAM menyambangi lokasi.
"Sebetulnya tim kami ketika dengan mereka lebih tertutup, mereka menceritakan juga berbagai hal yang tidak muncul di media, adanya praktik kekerasan," kata Taufan dalam diskusi secara daring, Minggu (6/2/2022).
Selain praktik kekerasan, korban juga mengaku adanya praktik perbudakan. Mengingat mereka dieksploitasi melakukan pekerjaan.
"Eksploitasi, pengerjaan mempekerjakan orang-oranv tanpa sistem, itu juga terjadi. Jadi mereka sebetulnya kalau kita bicara agak hati-hari ke hati mereka menceritakan apa yang mereka alami. Itu yg kami melihat memang ini ada banyak masalah,"
Taufan mengatakan, praktik kekerasan di kerangkeng manusia milik Terbit dilakukan secara sistematik.
"Sampai ada yang kita temukan meninggal dunia, sementara ini kita baru menemukan satu, tapi kita punya ada beberapa lagi kasus," ujarnya.
Sebelumnya, Taufan memastikan Komnas HAM akan melakukan pemeriksaan terhadap bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin pasa Senin besok.
Pemeriksaan itu berkaitan dengan kasus temuan kerangkeng manusia di kediaman politikus Partai Golkar tersebut.
Baca Juga: Kabareskrim Bilang Ada Tiga Kasus Kerangkeng Rumah Bupati Langkat
"Kita akan minta keterangan. Mudah-mudahan nanti Senin ya kita akan memeriksa saudara TRP ini," kata Taufan dalam acara diskusi secara daring, Minggu (6/2/2022).
Salah satu yang ingin ditegaskan Komnas HAM terhadap Terbit ialah berkaitan dengan total jumlah orang yang keluar masuk di kerangkeng milik Terbit.
Sebab berdasarkan data temuan Komnas HAM memiliki perbedaan dengan pengakuan langsung dari Terbit.
"Yang kita dapatkan kan ratusan tapi ketika ada satu video yang pak TRP diwawancara dia kan menyebut ribuan," kata Taufan.
Berita Terkait
-
Kabareskrim Bilang Ada Tiga Kasus Kerangkeng Rumah Bupati Langkat
-
Kasus Suap Bupati Terbit Rencana Perangin Angin, 4 Pejabat Pemkab Langkat Diperiksa KPK di Polda Sumut
-
Tragedi Penembakan Misterius dan Extra Juducial Killing Bisa Terjadi karena Ketidak Mampuan Negara?
-
Serangan Masif, Tersistematis dan Libatkan TNI-Polri, Komnas HAM Ungkap 4 Jenis Kejahatan Kasus Petrus Rezim Soeharto
-
Jalan Terjal Penyelesaian Tragedi Petrus Era Orba, Komnas HAM: Kedua Jalan Kini Macet Total!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang
-
Kasus Ilegal Akses Akun Mirae Mandek, Korban Kini Ngaku Kecewa dan Merasa Ditekan
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Israel Jadi Negara Pertama di Dunia Akui Kemerdekaan Somaliland, Dunia Arab Murka
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Nyalip Tak Hati-hati, Calya Disopiri Mahasiswa Myanmar Seruduk Minitrans di Duren Tiga