Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyadari banyaknya hasil survei yang memprediksi NasDem tidak moncer layaknya pada Pemilu 2024. NasDem justru diperkirakan tidak masuk parlemen karena perolehan suara di bawah ambang batas.
"Kalau kita melihat hasil hasil survei hari ini masih banyak survei, masih banyak lembaga survei yang meragukan posisi partai NasDem. Jangankan masuk tiga besar, untuk lolos parliamentary threshold pun diragukan oleh lembaga-lembaga survei," kata Ali di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/2/2022).
Menyadari posisi NasDem di sejumlah hasil survei itu, kata Ali, membuat partai pimpinan Surya Paloh tersebut kemudian mempersiapkan konsolidasi. Konsolidasi itu dilakukan guna memperkuat NasDem dalam menyongsong Pemilu 2024 yang menargetkan berada di posisi tiga besar.
Ali berujar tentunya hasil lembaga survei itu menjadi masukan bagi NasDem.
"Ini masukan-masukan dari lembaga lembaga survei ini menjadi salah satu pemicu bagi kita untuk lebih semangat membangun konsolidasi," kata Ali.
"Tentunya karena posisi itu membuat semua kita yang ada di partai Dewan Pimpinan Pusat memfokuskan energi untuk kemudian lebih memperkuat melakukan konsolidasi," sambungnya.
Sebelumnya, Ali mengatakan bahwa NasDem memiliki target meraih posisi tiga besar perolehan suara pada Pemilu 2024.
Target itu meningkat dari Pemilu sebelumnya, di mana pada 2019 NasDem menempati empat besar.
Ali mengatakan target itu memang perlu meningkat, apabila masih sama dengan Pemilu lalu justru NasDem menjadi partai yang sangat merugi.
Baca Juga: Ogah jadi Kelompok Merugi, NasDem Pasang Target Tiga Besar di Pemilu 2024
"Karena kalau kita tetap berada di posisi empat besar maka NasDem ini dianggap partai yang sangat merugi. Maka kemudian supaya kita tidak menjadi bagian dari kelompok yang merugi maka kita harus lebih besar dari tahun 2019, yaitu paling tidak kami masuk di tiga besar," kata Ali.
Namun, diakui Ali, target tersebut tidak mudah untuk diwujudkan. Karena itu kekinian NasDem sedang mempersiapkan diri melakukan konsolidasi partai secara nasional.
"Untuk masuk tiga besar tentunya ini bukan hal yang mudah. Bukan hal yang kemudian semudah membalikan telapak tangan tapi ini harus dikerjakan," ujarnya.
Rotasi Jabatan untuk Fokus Konsolidasi
Fraksi NasDem di DPR melakukan rotasi jabatan ketua fraksi, dari sebelumnya dijabat Ahmad M Ali kini dialihkan kepada Roberth Rouw. NasDem mengatakan perubahan struktur itu merupakan hal biasa.
Ahmad Ali mengatakan pergantian sturktur itu bukan terjadi secara mendadak, melainkan sudah direncanakan sebelumnya.
Salah satu alasan Ahmad Ali tidak lagi menjabat ketua fraksi ialah karena posisinya juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai NasDem. Jabatan di DPP itu membuat Ahmad Ali harus fokus untuk memimpin konsolidasi partai.
"Karena saya sedang dihukum oleh Ketum (Surya Paloh). Dihukum dalam tanda kutip, saya diberikan tugas yang lebih berat lagi untuk melakukan konsolidasi secara nasional. Karena tanggal 22 Februari ini Partai NasDem akan meresmikan kantor pusat di sana nanti aktivitas kepartaian akan semakin meningkat di lakukan di sana," tutur Ali.
Ali mengatakan apabila dirinya tetap menjabat sebagai ketua fraksi namun juga harus melakukan konsolidasi selaku wakil ketua umum, imbasnya akan membuat pekerjaan di parlemen yang membutuhkan figur ketua fraksi bisa terhambat.
"Nah pelaksanaan konsolidasi yang terus-menerus kita lakukan membuat waktu saya sebagai ketua fraksi menjadi lebih berkurang. Sehingga banyak agenda-agenda yang seharusnya bisa ditangani langsung oleh ketua fraksi, tapi menjadi terhambat. Sehingga partai memandang penting perlu untuk segera mendinamisir kembali di internal fraksi Partai NasDem," kata Ali.
Sementara itu, terkait sosok Robert selaku Ketua Fraksi Nasdem di DPR yang baru, Ali mengatakan keputusan itu sudah merupakan pertimbangan dari internal NasDem.
"Kalau persoalan kenapa ke Robert itu saya pikir pertimbangan internal dari partai, yang tentunya dihitung dari plus minusnya. Karena ini kan ketua fraksi hanya mengorkestra saja ini, nanti melaksanakan dan menjadi keputusan DPP dan nanti dibantu oleh teman-teman lain ada Saan, ada Pak Rahmat Gobel dan lain-lain," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara