Suara.com - Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menyebut fenomena crazy rich yang kerap memamerkan harta kekayaan di media sosial merupakan orang kaya baru. Sebut saja seperti Doni Salmanan dan Indra Kenz yang kekinian telah ditetapkan sebagai tersangka penipuan.
Para crazy rich itu kata Sahroni, merasa memiliki duit yang berlebihan dibandingkan orang lain.
"Biasanya orang yang baru punya duit itu langsung belaga seperti dialah yang memiliki duit lebih dari yang lain. Tapi itulah fenomena orang kaya baru yang menikmati duitnya, karena merasa duitnya berlebihan," ujar Sahroni dalam diskusi bertajuk "Fenomena Crazy Rich Indonesia: Mengkhawatirkankah? secara virtual, Rabu (16/3/2022).
Sahroni menuturkan dirinya pernah menjadi orang kaya baru, namun tidak seperti saat ini yang kerap memamerkan harta di media sosial.
"Bedanya kalau dulu saya dalam proses tidak pakai media sosial, karena zamannya dulu saja sosial kan saya Instagram tidak terekspos, sekarang dengan adanya media sosial mengexplore diri dengan caranya masing-masing," papar dia.
Pria dengan sebutan Crazy Rich Tanjung Priok itu menyebut saat ini masyarakat Indonesia senang dengan tontonan pamer kekayaan, dibanding menonton kegiatan sosial seseorang.
"Carilah konten yang kiranya orang melihat tontonan itu orang senang, orang Indonesia melihat dengan harta kekayaan. Jadi membuat konten yang melihatkan kekayan itu orang Indonesia senang," ucap Sahroni.
Politikus Nasdem ini menilai kebanyakan masyarkat kekinian lebih senang dengan tontonan tentang perihal kekayaannya, dibanding kegiatan sosial yang ia lakukan.
"Tapi kalau melihat kekayaan bilang ini apanya ini, ini nya begini orang senang, itu orang Indonesia. Sama kalau kita memposting video yang notabene orang disiksa itu unik," tutur dia.
Baca Juga: 5 Anak Muda Terkaya di Indonesia, Crazy Rich Beneran Tanpa Tipu-tipu
Menurutnya aksi Doni Salmanan dan Indra Kenz itu mencari konten memamerkan harta agar orang tertarik dan mencari peluang bisnisnya.
"Makanya crazy rich yang dua orang (Indra dan Doni) ini adalah mereka mencari konten yang kira-kira ditonton orang dan akhirnya orang mencari tahu, ini bagaimana mereka mencari peluang bisnisnya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu