Suara.com - Blok Politik Pelajar (BPP) membaca gelagat ketidak tegasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait wacana penundaan Pemilu 2024. Mereka menduga kalau Jokowi sebenarnya mengingkan penundaan pemilu yang berdampak terhadap perpanjangan masa jabatannya.
Juru Bicara BPP Delpedro Marhaen Rismansah mengatakan hal itu dapat dilihat dari pernyataan Jokowi dalam karir politiknya. Pada saat awal menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dengan tegas menolak maju menjadi calon presiden. Namun demikian, pernyataan itu dia bantah sendiri.
“Mau jadi presiden entar dulu, masih mau jadi gubernur dulu. Tahu-tahunnya jadi presiden dan menjabat dua periode,” kata Pedro kepada wartawan di di Grogol Pertamburan, Jakarta Barat, Senin (28/3/2022).
Sikap itu menurut Pedro sama halnya dengan saat ini. Jokowi sempat menolak tegas wacana penundaan presiden, bahkan dia menyebut pihak yang mengusulkan gagasan ingin menamparnya, menjerumuskannya atau sedang mencari muka.
Namun belakangan pernyataan kepala negara itu melunak. Dia mengatakan siapapun boleh mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, karena menurutnya Indonesia adalah negara demokrasi.
“Maka tidak menutup kemungkinan dari yang kami baca, dari tafsir politik yang kami baca, sikap presiden Jokowi yang berdiam diri dan tidak ada sikap tegas menunjukkan adanya keinginan,” kata Pedro.
Oleh karenanya, BPP menilai jika wacana itu diloloskan Jokowi disebut sebagai pelanggar konstitusi.
“Berhenti membicarakan wacana penundaan pemilu yang diluar konstitusi ini. Selain itu, ada dampak yang kami wanti-wanti, ada dampak ada harga mahal harus dibayar pemerintah jika berani menunda atau memperpanjang masa jabatan presiden,” ujarnya.
“Yaitu bahwa presiden akan disebut sebagai pelanggar konstitusi yang memiliki dampak hukum, yang kemudian kami mengatakan bahwa presiden akan kehilangan legitimasinya dan akan menimbulkan ketidak patuhan hukum di masyarakat,” sambungnya.
Guna menghadang wacana penundaan Pemilu 2024, BPP bersama 36 organisasi kemahasiswaan mengancam melakukan unjuk rasa besar-besaran. Mereka meminta pemerintah dan para elit politik untuk tegas menolak penundaan pemilu yang berdampak terhadap perpanjangan masa jabatan presiden.
Rencana itu akan dilakukan sebelum bulan Ramadhan
“Dalam waktu dekat ini, mahasiswa Jakarta akan bergolak menentang wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. Kami menyerukan kepada mahasiswa di daerah lain untuk segera membentuk konsolidasi melakukan perlawanan semesta terhadap upaya penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden,” kata Pedro.
Mereka menilai wacana penundaan Pemilu telah melangkahi konstitusi. Terlebih menurut mereka, tidak ada satu pun koreksi konstitusional yang dilakukan lembaga kekuasaan lain kepada pemerintah.
“Oleh karena itu, biarkanlah kita yang mengarahkan kepalan tangan kepada mereka yang dengan sadar melangkahi konstitusi. Akibat mampetnya saluran koreksi tersebut, maka niscaya yang terjadi meledaknya kemarahan mahasiswa di jalanan, mulai dari Malang, Medan sampai Mamuju. Dan itu baru permulaan saja,” kata Pedro.
Berita Terkait
-
Blok Politik Pelajar Sebut Penetapan Tersangka Haris dan Fatia Terkait Wacana Penundaan Pemilu, Bungkam Suara Rakyat?
-
4 Cuitan Fahri Hamzah Paling Makjleb, Terbaru Soal Menteri Tepuk Tangan
-
Soroti Demo Masak Tanpa Minyak Goreng Megawati, Blok Politik Pelajar: Partai Penguasa Gagap dan Memalukan
-
Cak Imin Tunggu Dipanggil Megawati, PDIP Tak Mau 'Dilobi-lobi' Lagi Soal Penundaan Pemilu: Sikap Kita Sudah Final!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera