Australia juga sudah mengirim kepala dinas intelijen ke Honiara guna menyampaikan kekhawatiran Australia soal perjanjian tersebut.
"Saya kira ini menunjukkan bahwa Australia tidak lagi menjadi yang berarti bagi Kepulauan Solomon, negara yang akan bisa membantu mereka dalam segala masalah," kata Senator Wong lagi.
"Keluarga Pasifik" terbaik bagi keamanan
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menolak pendapat Senator Wong bahwa tidak adanya tindakan dari pemerintah Australia yang menyebabkan adanya perjanjian tersebut.
"Saya kira itu penilaian yang tidak adil dan saya kira tidak mempertimbangkan keputusan yang bisa diambil oleh sebuah negara berdaulat bagi mereka sendiri," katanya.
"Kami memperhatikan dengan serius berbagai tantangan geo-strategis dan itulah kenyataan yang ada."
Senator Payne bersikeras bahwa Australia masih akan memainkan peran penting di kawasan Pasifik Selatan.
"Kami masih percaya bahwa keluarga Pasifik adalah tempat terbaik guna memenuhi kebutuhan keamanan di kawasan dan kami berulangkali mengatakan bahwa kami sudah menunjukkan hal tersebut," kata Senator Payne.
Namun Senator Payne mengatakan pemerintah di Honiara dan Beijing perlu memberikan rincian lebih lanjut mengenai apa yang ada dalam perjanjian keamanan tersebut.
"Dalam hubungan dengan persetujuan, kami melihat masih kurangnya kejelasan," katanya.
Baca Juga: Kenapa Aliansi Keamanan Cina dan Kepulauan Solomon Dianggap Berbahaya?
"
"Ini tidak dilakukan dengan cara yang terbuka dan transparan, tidak dilakukan misalnya konsultasi dengan negara-negara lain di kawasan."
"
Salah seorang pejabat tinggi Amerika Serikat Kurt Campbell akan mengunjungi Kepulauan Solomon minggu ini dengan Amerika Serikat memperingatkan mengenai dampak dari perjanjian tersebut di kawasan.
Senator Payne mengatakan senang kunjungan tersebut terjadi namun tidak mau berspekulasi apakah perjanjian tersebut bisa dibatalkan.
"Ini adalah masalah bagi semua pihak yang terlibat," katanya.
Berita Terkait
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf