Suara.com - Polandia dan Bulgaria adalah negara anggota NATO dan UE. Ini kali pertama Rusia memutus pasokan gas ke pelanggannya di Eropa sejak menginvasi Ukraina Februari lalu.
Raksasa produsen energi asal Rusia, Gazprom, mengatakan bahwa pihaknya pada Rabu (27/04) telah menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia karena gagal membayar gas dalam mata uang rubel.
Ini adalah tindakan balasan terberat dari Kremlin atas sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terkait konflik di Ukraina.
Ini juga adalah kali pertama Rusia memutus pasokan gas ke pelanggannya di Eropa sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
"Gazprom telah sepenuhnya menangguhkan pasokan gas ke Bulgargaz dan PGNiG karena tidak adanya pembayaran dalam rubel," tulis Gazprom dalam sebuah pernyataan, mengacu pada perusahaan gas asal Bulgaria dan Polandia.
"Mulai 1 April, pembayaran untuk gas perlu dilakukan menggunakan rincian bank baru, yang diberitahukan kepada rekanan secara tepat waktu," tulis Gazprom.
PGNiG milik Polandia mengonfirmasi pasokan gas yang mengalir di jaringan pipa Yamal dari Gazprom telah dipotong tetapi mengatakan masih bisa memasok klien mereka sesuai kebutuhan.
"Memotong pasokan gas adalah pelanggaran kontrak dan PGNiG berhak untuk meminta kompensasi dan akan menggunakan semua cara sesuai kontrak dan hukum yang ada untuk melakukannya," kata perusahaan itu.
Polandia dan Bulgaria adalah anggota NATO dan Uni Eropa (UE). Gazprom memasok sekitar 50% konsumsi gas Polandia.
Baca Juga: Menteri Pertahanan Jerman Minta Uni Eropa Segera Bahas Larangan Impor Gas Rusia
Negara itu mengatakan tidak perlu menarik cadangan dan bahwa penyimpanan gasnya sudah 76% penuh.
Sementara direktur eksekutif operator jaringan gas Bulgaria, Bulgartransgaz, mengatakan bahwa pasokan ke Bulgaria masih mengalir. Negara lain seperti Hungaria dan Austria juga mengatakan pasokan gas mereka dari Rusia masih normal.
Pasokan gas diklaim masih cukup Sebelumnya, Gazprom mengumumkan penghentian gas ke Polandia dan Bulgaria karena tidak dibayar dalam bentuk mata uang rubel oleh dua negara tersebut.
Sehari sebelumnya, pemerintah Polandia mengatakah pihaknya siap menghadapi adanya gangguan pasokan dari Rusia. Ekspor energi Rusia sebagian besar terus berlanjut sejak perang di Ukraina dimulai.
Ukraina menuduh Rusia menggunakan suplai energi ke Eropa sebagai senjata untuk melemahkan kekuatan Eropa.
Bulgaria yang hampir sepenuhnya bergantung pada impor gas dari Rusia mengatakan skema pembayaran baru dalam rubel melanggar kontraknya dengan Gazprom.
Berita Terkait
-
Bukan Vietnam! Bos JDT Ungkap Pengadu Kasus Naturalisasi Malaysia ke FIFA
-
Debut Menawan Julius Cezar, Raih Medal Perak di Asian Youth Games 2025
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Bela Performa Lamine Yamal, Staf Pelatih Barcelona: Dia Masih 18 Tahun
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina