Suara.com - Setelah krisis politik dan keuangan berkepanjangan, rakyat Lebanon terancam kelaparan. Jerman janjikan lebih banyak bantuan karena berkurangnya impor pangan dari Ukraina dan Rusia.
Biasanya, saat berbuka puasa adalah perayaan yang menyenangkan selama bulan suci Ramadan. Namun kini para perempuan di dapur komunitas Matbakh el Kell di Beirut, Lebanon, terpaksa memasak hanya dengan bahan-bahan lokal untuk mencegah kelaparan.
Ratusan paket sembako pun siap diantar kepada orang-orang yang tidak mampu berbuka puasa tanpa bantuan ini.
Dalam perjalanan ke ibu kota Lebanon, Menteri Pembangunan Jerman, Svenja Schulze, sempat mengunjungi dapur umum tersebut dan memuji proyek itu sebagai contoh utama dari bantuan berkelanjutan yang dilakukan dengan benar.
Dengan menggunakan makanan lokal, perempuan lokal kini punya pekerjaan dan mampu memberi makan keluarga mereka.
Pada saat yang sama, hasil dapur membantu orang-orang yang paling membutuhkan. Dapur umum Matbakh el Kell terletak di lingkungan yang rusak parah akibat ledakan di pelabuhan Beirut pada Agustus 2020.
Tempat yang dulunya rumah sekarang menjadi reruntuhan beton. Panel jendela hilang, seluruh dinding dan fasad rumah hancur.
"Kami melihat orang biasa tidak lagi mampu membeli makanan sehari-hari mereka," kata Menteri Schulze saat menjanjikan bantuan lagi sebesar €10 juta untuk Program Pangan Dunia (WFP) di Lebanon.
Invasi Rusia ke Ukraina juga memperburuk krisis pangan Lebanon. "Putin juga mengobarkan perang kelaparan," kata Schulze.
Baca Juga: Militan Lebanon dan Israel Saling Serang di Perbatasan
"Harga pangan naik karena Ukraina sekarang tidak dapat melakukan pengiriman." Lebanon berada dalam keadaan ketergantungan impor pangan yang berbahaya. Hampir semua biji-bijian untuk bahan pangan diperoleh dari impor.
Menurut UNICEF, 80% gandum di Lebanon berasal dari Rusia dan Ukraina. Yang memperparah masalah ini adalah meroketnya harga pangan di seluruh dunia dan kurangnya ruang penyimpanan untuk biji-bijian karena ledakan silo di pelabuhan.
Empat krisis dalam dua tahun
Sisa reruntuhan silo gandum masih berdiri di pelabuhan, menyimbolkan situasi putus asa di seluruh negeri.
"Dalam waktu kurang dari dua tahun, telah terjadi empat krisis besar berturut-turut," ujar Sami Nader, direktur lembaga think thank di bidang kebijakan ekonomi, Levant Institute for Strategic Affairs (LISA).
"Dan krisis ini bergabung untuk menciptakan krisis yang lebih parah yang sekarang diderita Lebanon: Krisis ekonomi dan keuangan pada 2019, pandemi COVID, ledakan di pelabuhan Beirut, dan akhirnya perang di Ukraina."
Berita Terkait
-
Mitos Lari yang Bikin Kamu Ragu? Daniel Mananta dan Dokter Tirta Bongkar Kebenarannya!
-
Kadek Arel: Kami Baru Gabung Satu Minggu
-
Indra Sjafri Buka Suara jika Klub Luar Negeri Enggan Lepas Pemain
-
Tren Keberlanjutan Merambah Dunia Ritel: Jakarta Premium Outlets Hadirkan For A Better Tomorrow
-
Indra Sjafri Tidak Mau 'Negatif Thinking' soal Rafael Struick
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya