Menurut Schulze, Lebanon membutuhkan solusi jangka panjang serta bantuan jangka pendek untuk menghindari krisis kemanusiaan lebih lanjut.
"Pemerintah Lebanon harus membantu memastikan bahwa lebih banyak makanan dibudidayakan di sini, sehingga...penduduk Lebanon dapat memenuhi kebutuhannya sendiri," ujar Schulze.
Menteri Schulze berharap pemerintah baru akan dapat mengatasi masalah ini. Pemilihan Lebanon tinggal tiga minggu lagi, tetapi prospeknya suram di tengah ketidakstabilan politik yang kronis. Andalkan bantuan dari luar Lebanon pernah disebut sebagai "Swiss dari Timur Tengah" karena kekayaannya.
Namun kini sekitar 80% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. "Daya beli rakyat Lebanon semakin berkurang dari hari ke hari. Selain itu, pound Lebanon telah kehilangan 90% nilai terhadap dolar AS," ujar ekonom Sami Nader.
"Tapi yang memperburuk situasi adalah tidak adanya harapan di cakrawala. Tidak ada solusi yang jelas." Negara ini sekarang mengharapkan pinjaman penyelamatan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Lebanon akan menerima dana sebesar $3 miliar dolar AS dengan syarat pemerintahnya harus menerapkan reformasi yang berjangkauan luas. Namun Nader merasa pesimistis.
"Ini hanya tinta di atas kertas. Pemerintah telah mengajukan rancangan rencana rekonstruksi keuangan kepada IMF untuk memulai pembiayaan. Tetapi apakah pemerintah mampu melaksanakan rencana ini? Jawabannya tidak," ujarnya.
Berbagai organisasi bantuan juga telah meminta pemerintah Libanon untuk bertindak. "Bagi kami di World Food Programme, sangat penting bahwa solusi dinegosiasikan dan didorong oleh kemauan politik," kata Ute Klamert, asisten direktur eksekutif WFP.
Pastikan bantuan tidak dikorupsi Akan tetapi praktik korupsi di Lebanon telah meluas selama bertahun-tahun. Rakyat Lebanon tidak lagi mempercayai pemerintahnya.
Baca Juga: Militan Lebanon dan Israel Saling Serang di Perbatasan
Terlalu sering, mereka melihat uang-uang bantuan itu berakhir di tangan yang salah. Untuk memastikan agar uang bantuan tidak menghilang ditilap koruptor, WFP membuat program baru di Lebanon seperti mendistribusikan kartu yang berfungsi seperti voucher makanan elektronik. Dengan kartu ini, mereka yang benar-benar berhak dapat membeli makanan di lebih dari 400 toko kelontong.
Ini adalah model yang dapat menjadi contoh bagi proyek lain: 100% uang dan makanan telah direncanakan sampai ke tempat yang paling membutuhkan. Namun untuk sementara ini, Lynn yang berusia 23 tahun masih terus mengemasi makanan di Matbakh el Kell di Beirut. Menunya sederhana: coleslaw, sepiring nasi, dan beberapa buah.
Upah yang diterima dari bekerja di sini ia akui bisa membantu orang tua dan saudara laki-lakinya. Lynn baru saja menyelesaikan sekolah dan bermimpi suatu hari bisa belajar di universitas. Tetapi banyak yang harus diubah agar impian Lynn bisa terwujud, di Lebanon dan di bagian lain di dunia. ae/pkp
Berita Terkait
-
Intensif Lakukan Penggeledahan untuk Kasus Ponorogo, KPK Amankan Dokumen hingga Senjata Api
-
Masih Berduka Ibunda Wafat, Raisa Tetap Datang ke Sidang Cerai
-
Akses Darat Putus! Polri Kirim Bantuan dari Langit ke Desa-Desa Terisolasi di Sumut
-
Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
-
Hermes: Dari Tali Kuda hingga Birkin, Kisah Mewah yang Tak Terduga!
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
Terkini
-
KPK Sita Senpi dari Kontraktor Proyek Reog, Terkait Korupsi Bupati Sugiri Sancoko?
-
Pagi Mencekam di Cilincing: Kepala Sekolah SMP Syahid 2 Tewas Tergantung, Ujian Siswa Ditunda
-
Kemensos Gelontorkan Rp19 Miliar Atasi Banjir 3 Provinsi Sumatera
-
Truk Seruduk Halte Mambo, Layanan Transjakarta Koridor 10 dan 12 Sempat Dialihkan
-
Intensif Lakukan Penggeledahan untuk Kasus Ponorogo, KPK Amankan Dokumen hingga Senjata Api
-
Rehabilitasi Presiden Tak Hentikan KPK, Kasus Korupsi ASDP Jalan Terus
-
Akses Darat Putus! Polri Kirim Bantuan dari Langit ke Desa-Desa Terisolasi di Sumut
-
Banjir Karangan Bunga di Balai Kota, Wali Kota Jakarta Barat Uus Dilantik Jadi Sekda DKI Hari Ini?
-
Detik-detik Menegangkan Kebakaran RS Pengayoman Cipinang: Alarm 'Meraung', 28 Pasien Dievakuasi
-
Hikmah Surat Ad-Dhuha di Sel Gelap, Titik Balik Eks Dirut ASDP yang Merasa Ditinggal Tuhan