Rola Dahmann, mahasiswa di Kota Gaza, mengatakan perang itu seolah-olah baru saja kemarin terjadi. Gedung apartemen yang ia tinggali bersama keluarganya telah hancur.
Mereka mengungsi ketika perang meletus. "Ketika pergi, kami tidak membawa apa-apa. Kejadiannya sebelum Idul Fitri, dan tiba-tiba, semuanya hilang," kata Rola Dahmann lewat sambungan Skype dari Kota Gaza.
Kota ini sendiri masih tertutup bagi pers dan lainnya sebagai akibat serangan yang baru-baru ini terjadi.
Ayahnya masih harus membayar hipotek untuk rumah yang kini sudah tidak ada lagi, dan harus melakukan dua pekerjaan untuk menutup pembayaran tersebut.
Selama perang, serangan udara dan tembakan artileri Israel telah menghancurkan atau merusak ratusan unit rumah. Di Kota Gaza, beberapa bangunan tinggi telah rata dengan tanah dan beberapa jalan utama rusak. Setahun kemudian, upaya rekonstruksi daerah-daerah kantong yang diblokade masih berjalan lambat.
Namun puluhan ribu ton puing telah dibersihkan dan didaur ulang untuk memperbaiki jalan, menurut angka dari Badan Pembangunan PBB (UNDP).
Meskipun belum ada kemajuan nyata dalam mediasi menuju gencatan senjata jangka panjang, situasi 'tenang' seperti ini relatif stabil dalam setahun terakhir, menurut Mkhaimar Abusada, profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar di Gaza.
Pada tahun 2021, pemerintah Israel mulai melonggarkan sejumlah restriksi pergerakan dan mengizinkan sekitar 12.000 warga Gaza untuk bekerja di Israel. Abusada menyebut langkah ini "belum pernah terjadi sebelumnya."
"Sejak melepaskan diri dari Jalur Gaza pada musim panas 2005, Israel telah menutup pintu bagi pekerja Palestina untuk bekerja di Israel."
Baca Juga: Israel Larang Menteri Belgia Masuk Jalur Gaza
Khawatir meletusnya konflik baru Karena masalah keamanan, selama lebih dari 15 tahun pergerakan orang dan barang masuk dan keluar Gaza dikontrol ketat oleh Israel, dan sebagian oleh Mesir. Kelompok Hamas yang menguasai wilayah terpencil itu dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Eropa.
Kekerasan yang sering terjadi dengan Israel dan perpecahan politik di antara orang-orang Palestina telah memakan korban dalam kehidupan sehari-hari di Jalur Gaza. Ketegangan baru-baru ini mengkhawatirkan Rola Dahmann dan saudara perempuannya Lina.
Keduanya termasuk generasi muda Gaza yang telah mengalami empat perang besar dan beberapa putaran eskalasi militer.
Ketakutan akan pecahnya konflik dan kekerasan baru dengan Israel selalu ada di benak mereka. Tidak ada tempat berlindung di Gaza, dan tidak ada tempat lain untuk pergi pada saat krisis. "Kami tidak merasa aman," kata Lina.
"Kami masih merasakan apa yang terjadi tahun lalu," tambah Rola. "Dan saya takut peristiwa itu akan terjadi lagi." (ae/yf) Hazem Balousha turut melaporkan dari Kota Gaza
Berita Terkait
-
4 Rekomendasi Sunscreen untuk Atasi Keriput Usia 50 Tahun, Harga di Bawah Rp50 Ribu
-
7 Fakta Tragedi Bulan Madu Maut di Solok, Benda Ini Diduga Jadi Penyebabnya
-
Baterai dengan Jarak Tempuh Tembus 1000 Kilometer Tercipta, Bisa Dipakai untuk Motor hingga Pesawat
-
7 Rekomendasi Nasi Rames Murah Rp10 Ribu di Jogja: Menu, Lokasi, Jam Buka
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
DPRD DKI Dukung Pramono Tambah Rute LRT hingga PIK2: Perkuat Konektivitas di Utara Jakarta
-
Pemangkasan TKD Diprotes Gubernur, Sultan Sebut Itu Bentuk Kepedulian dan Tanggung Jawab Politik
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang