Sementara itu, Pulau Ular sendiri tidak hanya menjadi simbol perlawanan tapi juga jadi simbol macan kertas militer Rusia.
Pulau ini menjadi titik strategis dalam perang yang sedang berlangsung, terletak di antara Rumania, Odesa dan semenanjung Krimea, dengan perbatasan lautnya membentang jauh ke Laut Hitam yang kaya sumber daya.
Ukraina, dengan bantuan peralatan militer dari negara-negara Barat, berusaha merebut pulau itu kembali, untuk memblokir Rusia membangun pangkalan di sana.
Pada 14 April, pemimpin militer Ukraina membuat pengakuan mengejutkan, bahwa mereka telah menenggelamkan Moskow, kapal penjelajah rudal Rusia.
Pejabat Rusia menyangkal, katanya kapal perang itu tenggelam setelah terkena tembakan nyasar dari pihaknya sendiri.
Gambar satelit minggu lalu menunjukkan kapal Rusia lainnya melarikan diri dari daerah Pulau Ular di bawah serangan rudal, dan foto terbaru menunjukkan kerusakan signifikan pada beberapa bangunan di pulau itu.
"Siapa pun yang menguasai pulau itu dapat memblokir pergerakan kapal sipil ke segala arah ke selatan Ukraina kapan saja," jelas Kepala Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov pada 13 Mei.
"Pulau Ular itu wilayah Ukraina, dan kami akan membebaskannya, merebutnya selama apapun waktu yang diperlukan," katanya.
Kematian sejumlah jenderal
Ketika invasi Rusia ke Ukraina tersendat pada hari-hari pertama, para komandan senior diterjunkan ke garis depan dalam upaya menjaga momentum.
Baca Juga: Ratusan Tentara Ukraina Menyerah kepada Rusia
Tapi dengan mengirim jenderal seniornya ke medan perang, Presiden Putin membuat mereka rentan terhadap penembak jitu dan unit artileri Ukraina.
"Para komandan itu mencoba memaksakan kepribadian mereka sendiri di medan perang, tapi inipada gilirannya, menempatkan mereka pada risiko besar," kata pengamat BBC, Gordon Corera.
Kematian jenderal Rusia pertama yang dikonfirmasi adalah Mayjen Andrey Sukhovetsky, yang tewas di tangan penembak jitu Ukraina empat hari sejak perang berkecamuk.
Dua perwira senior lainnya, Letjen Yakov Rezantsev dan Letjen Andrei Mordvichev juga dilaporkan tewas dalam serangan terpisah di pangkalan udara Chornobaivka.
"
Ukraina sendiri mengakui telah membunuh 12 orang jenderal Rusia.
"Berita Terkait
-
Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
-
Proyek Tol Serang-Panimbang Ditargetkan Rampung 2027
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
Setahun Prabowo Gibran, Meutya Hafid Ungkap 60 Juta Warga Belum Kebagian Akses Internet
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui