Suara.com - Kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Jepang dan Korea Selatan membawa pesan yang jelas bagi China: jangan coba-coba meniru aksi Rusia di Ukraina terhadap negara Asia mana pun, khususnya Taiwan, demikian menurut para analis.
Perjalanan ke Asia itu menjadi kunjungan Biden yang pertama sebagai presiden AS. Dia akan berangkat pada Kamis untuk perjalanan selama lima hari.
Dia akan bertemu dengan presiden baru Korsel Yoon Suk-yeol di Seoul dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo. Kedua pemimpin Asia itu sama-sama khawatir dengan Korea Utara dan China, dan berniat untuk memperkuat aliansi dengan Washington.
"Intinya, (kunjungan) ini adalah tentang membangun jaringan aliansi di Asia Timur," sebagai bagian dari upaya menghadapi tindakan China terhadap Taiwan, kata Evan Medeiros, penasihat urusan Asia di pemerintahan Barack Obama.
Sanksi seperti yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia tak akan mudah dijatuhkan pada Beijing. China adalah mitra dagang terbesar Korsel dan sumber terbesar barang-barang impor bagi Jepang, sedangkan Amerika Serikat hanya menempati urutan kedua dengan selisih yang besar.
Pesan yang dibawa Biden menjadi rumit ketika pemerintahannya tak punya rencana untuk merespons jika Beijing memutuskan untuk merebut Taiwan, bahkan ketika intelijen AS menilai persiapan China untuk melakukan hal itu sudah terlihat.
Begitu pula ketika Beijing mengambil kebijakan "nol COVID" dan memberlakukan lockdown. Pemerintah AS dinilai hanya punya sedikit strategi untuk mengantisipasi resesi global akibat kebijakan China yang tegas itu.
Namun dengan kekurangan-kekurangan itu, dukungan kepada Washington dari Seoul dan Tokyo dinilai lebih kuat dari sebelumnya.
"Presiden (Biden) beruntung mendapatkan mitra-mitra (seperti Jepang dan Korsel)," kata Michael Green, spesialis Asia di Center for Strategic and International Studies, sebuah wadah pemikir di Washington.
Baca Juga: Blue House Korea Selatan Dibuka untuk Umum Pertama Kali dalam 74 tahun
"Menurut perhitungan saya, sekitar 20 tahun telah berlalu sejak seorang presiden Amerika mengunjungi Jepang dan Korea dan mengandalkan pemimpin kedua negara itu yang sangat pro-aliansi,"
Biden diperkirakan akan menawarkan kolaborasi yang lebih kuat kepada para sekutu dalam sejumlah inisiatif teknologi dan menyoroti kemitraan publik-swasta yang baru untuk mengurangi kendala di rantai pasokan.
Dia juga akan mendukung inisiatif Korsel dan Jepang untuk memodernisasi kemampuan pertahanan dan mengembangkan kapasitas serangan militer mereka.
Biden tidak akan mengunjungi zona demiliterisasi yang berbatasan dengan Korut, dan pemerintahannya belum punya gagasan baru tentang bagaimana mengelola hubungan dengan negara terisolasi itu.
Korut mengabaikan larangan untuk menguji coba rudal balistik antarbenua dan kemungkinan akan segera melanjutkan tes nuklir.
Negara itu baru-baru ini mengaku sedang berjuang menghadapi wabah COVID-19, tapi tidak mengindahkan seruan untuk kembali berdiplomasi dan tampaknya tak siap menerima bantuan dari negara lain, bahkan dari China.
Tag
Berita Terkait
-
Agnez Mo Syuting Reacher Season 4: Dari Peran Baru hingga Kejutan Kedatangan Joe Biden
-
Momen Joe Biden Lewat Saat Agnez Mo Syuting Reacher Season 4 di Philadelphia Bikin Heboh
-
CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
-
Trump Kalahkan Biden Jauh! Dana Pelantikan Capai Rp3,8 Triliun, Ini Rinciannya
-
Joe Biden Kembali Bicara: Sindiran Tajam dan Peringatan untuk Pemerintahan Trump
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram