Suara.com - Kasus penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Singapura pekan lalu berbuntut panjang. Hingga kini pro dan kontra mengenai hal tersebut masih ramai dibicarakan masyarakat.
Bahkan, umat Islam yang tergabung dalam Pembela Syariah Islam (Perisai) berbondong-bondong menyambangi Kedutaan Besar Singapura pada Jumat (20/5/2022). Mereka menuntut pemerintah Singapura meminta maaf karena telah menolak UAS masuk ke negaranya.
Alih-alih meminta maaf, Pemerintah Singapura memutuskan buka suara dan menjelaskan sejumlah alasan mengapa mereka menolak Ustad Abdul Somad masuk ke negaranya.
Menyadur Channel News Asia, berikut beberapa pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Singapura, K Shanmugam terkait alasan penolakan UAS masuk Singapura:
1. UAS Menyebarkan Ajaran Ektremis dan Segregasi
Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan bahwa UAS telah dikenal sebagai pemuka agama yang menyebarkan ajaran ektremis dan segregasi. Menurut mereka, hal inilah yang tidak dapat diterima oleh masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura.
2. Ancaman Serangan 9/11
Tekait penolakan yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura, media sosial diramaikan dengan tagar #boikotsingapura hingga adanya ancaman-ancaman lainnya.
Mendagri Singapura, K Shanmugam menyoroti beragam tuntutan dari sekelompok pendukung UAS yang muncul di media sosial. Di antaranya tuntutan agar Singapura segera minta maaf dalam waktu 48 jam hingga menyatakan bahwa Singapura merupakan negara Islamofobia.
Baca Juga: Mendagri Singapura Ingatkan Bahaya Ceramah UAS: Remaja Bisa Jadi Radikal
Ia mengatakan ada pula ancaman bahwa akan adanya pengusiran Kedutaaan Singapura untuk Indonesia. Shanmugam juga mengungkap adanya ancaman pendukung UAS akan mengirim pasukan organisasi Islam garis keras yang akan membuat serangan seperti serangan 9/11 di New York.
"Ancaman tersebut menyebutkan serangan 9/11 bakal dilakukan terhadap Singapura oleh pendukung seorang pengkhotbah yang dilarang memasuki negara itu (UAS)," ujar Shanmugam seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (24/5/2022).
3. Pengaruh Ceramah Bom Bunuh Diri
Shanmugam mengungkapkan, pada Januari 2020 lalu, Pemerintah Singapura pernah menahan seorang remaja berusia 17 tahun. Ia tersandung Undang-undang Keamanan Internal yang dimiliki Singapura.
Menurut Shanmugam, seteleh diselidiki, remaja tersebut sering mendengarkan ceramah UAS di YouTube dan beranggapan dan percaya, jika dirinya berjuang untuk ISIS dan melakukan bom bunuh diri, maka ia akan menjadi martir.
Shanmugam beranggapan, pernyataan remaja tersebut merupakan salah satu contoh konsekuensi dari ceramah yang disampaikan UAS di YouTube.
Berita Terkait
-
Mendagri Singapura Ingatkan Bahaya Ceramah UAS: Remaja Bisa Jadi Radikal
-
Abu Janda 'Labrak' Ahmad Dhani yang Serukan Boikot Singapura dan Sindir Buzzer Haram Olok-olok Ustaz Abdul Somad
-
Pembatasan Dilonggarkan, Cek Aturan Ini Sebelum Jalan-Jalan Ke Singapura
-
UAS Ditolak, Dosen FISIP: Hak Singapura Lindungi Negaranya dari Radikalisme
-
Profil Presiden Singapura, Dihujat Pendukung UAS dan Pernah Diancam Pro ISIS
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia