"Saya kadang sedang online dengan teman, atau dengan sekolah, dan kemudian ada gangguan, jadi susah sekali, saya tidak mengalami kemudahan yang dimiliki orang lain," katanya.
Dengan pembelajaran tatap muka yang sudah normal kembali, Millie mengatakan dia sudah tertinggal banyak dalam pelajaran akibat lockdown selama dua tahun sebelumnya.
"Dua tahun adalah masa yang sangat lama. Sekarang dampaknya masih terasa buat saya," katanya.
"Ada begitu banyak pelajaran yang tidak saya dapatkan karena bagaimanapun belajar online memiliki keterbatasannya," ujarnya.
Apa yang dialami Millie juga dirasakan oleh ribuan pelajar lainnya di seluruh Australia.
Perbedaan gender juga berpengaruh
Laporan survei menemukan pelajar transgender atau memiliki gender yang beragam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami dampak negatif COVID terhadap kesehatan mental mereka.
"Bagi generasi muda dari kategori gender beragam yang tidak mendapatkan dukungan sosial dan harus berada di rumah dengan keluarga yang tidak mendukung, merekamengalami hal lebih parah di bidang kehidupan mereka seperti kesehatan mental, persahabatan atau perumahan," kata Dr Kate Filia.
Dr Filia mengatakan masalah gender berpengaruh terhadap apakah pelajar mau melaporkan masalah yang mereka alami.
"Ini masalah sulit karena pelajar putra cenderung tidak mau melaporkan masalah yang mereka hadapi," katanya.
Baca Juga: Beri Motivasi Negara Peserta KAA, Bandung Usung Spirit Pulih dari Pandemi pada Asia Africa Festival
Meski menghadapi masalah, Milie Collins mengatakan sekarang dia berusaha untuk aktif sebanyak mungkin bergaul dengan teman-temannya, baik di dalam kelas maupun setelah pelajaran selesai.
"Sedih juga kehilangan kesempatan di masa lalu namun kami masih memiliki banyak masa depan," ujarnya.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dariABC News
Berita Terkait
-
Yoon Bomi Apink Tulis Surat untuk Penggemar, Ungkap Rencana Pernikahan dengan Rado
-
Jelang Akhir Tahun, BSI Siapkan Uang Tunai Rp15,49 Triliun
-
CEO Baru Mozilla Fokuskan Firefox pada AI yang Transparan dan Terpercaya
-
Menko Airlangga Puja-puji AI, Bisa Buka Lapangan Kerja
-
Sabar Karyaman Gutama Ungkap Strategi Kalahkan Man Wei Chong/Kai Wun Tee
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Sikapi Pembunuhan Anak Kadernya di Cilegon, DPP PKS Desak Polisi Usut Tuntas dan Transparan
-
PKS Kutuk Keras Pembunuhan Sadis Anak Kadernya di Cilegon: Setiap Anak Punya Hak Hidup!
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
KPK Tangkap Jaksa di Banten, Sinyal Keras Perang Korupsi Antar Aparat?
-
DPR Minta Penanganan Luar Biasa untuk Bencana Aceh, Bendera Putih Jadi Alarm Keras
-
Ayah Korban Diperiksa, Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Rumah Mewah Cilegon Masih Gelap?
-
Gubernur Bobby Nasution Jamin Stok Pangan Aman Jelang Nataru
-
KPK Konfirmasi: Ada Jaksa yang Ditangkap Saat OTT di Wilayah Tangerang
-
Pramono Anung Tantang Gen Z Jakarta Atasi Macet dan Sampah, Hadiahnya Jalan-Jalan ke New York
-
Neraka 'Online Scam' ASEAN, Kemiskinan Jadi Umpan Ribuan WNI Jadi Korban TPPO