"Hari ini kami di sini hanya minta bantuan kepada pemerintah indonesia. Sudah 17 pengungsi sudah bunuh diri, banyak pengungsi sudah sakit. Kenapa kami di Indonesia sudah 10 tahun tidak ada yang tangggung jawab. Masalah HAM itu yang pertama harus ditangani."
"UNHCR, UNHCR. Proses, proses," ucap Kemran dan kemudian diikuti oleh massa aksi.
"UNHCR, UNHCR, Wake up. Wake up."
Waktu memasuki pukul 12.00 WIB. Azan Zuhur berkumandang. Para pengungsi mengambil sedikit jeda. Para ibu-ibu menyiapkan makanan seadanya. Sayuran dengan olahan khas timur-tengah berbalut tortilla menjadi santapan untuk mengisi tenaga.
Kemran tampak mondar-mandir. Dia tampak sibuk berjalan ke arah rekannya yang sudah menunggu di ujung jalan. Dia mengambil kardus air mineral untuk kemudian dibagikan kepada massa aksi. Kira-kira, para pengungsi Afghanistan mengambil jeda satu jam untuk kembali memulai aksinya.
Aparat dari Polres Metro Setiabudi -- yang jumlahnya tidak banyak -- bersama security gedung hanya bersiaga. Tidak ada pengamanan khusus berkaitan dengan aksi ini lantaran jumlah massa tidak terlalu banyak.
Langit Kuningan mendung memasuki pukul 13.30 WIB. Serangkaian orasi tetap berkumandang. Para pengungsi silih berganti meneriakkan resah. Lima menit berselang, gerimis menyapa. Petugas keamanan gedung mulai menutup penuh gerbang yang sebelumnya sedikit terbuka.
Para ibu-ibu membuka payung, mengajak anak-anak untuk berlindugan dari hujan. Massa aksi lainnya kemudian menggunakan spanduk-- yang ukurannya tidak terlalu besar-- sebagai pelindung hujan. Namun, Kemran tidak. Dia tetap memimpin aksi dan terus berteriak.
Tapi usaha itu tidak membuahkan hasil. Tidak ada perwakilan UNHCR yang datang menemui massa aksi. Hanya pihak pengola gedung yang mendekat dan berdialog dengan para pengungsi. Kemran mendekat, dan bertanya.
Baca Juga: Sebut Pemerintah Indonesia Tidak Peduli, Pengungsi Afghanistan: Kami Tunggu Sampai UNHCR Menjawab
"Apakah pihak UNHCR bisa turun menemui kami?" tanya Kemran.
"Kami hanya pengelola gedung. Kami hanya bisa menjembatani kalian dengan pihak UNHCR," jawab pengelola gedung.
"Kami manusia, kami manusia. Sudah hampir 10 tahun nasib kami tidak ada kejelasan," sela pengungsi lain.
"Jadi seperti ini, kami hanya memfasilitasi dan hanya perwakilan saja yang bisa masuk untuk bertemu," jelas pengelola gedung.
"Masalah kami berbeda-beda. Ini pengungsi punya masalah masing-masing. Apakah kami bisa masuk semua," tambah Kemran mencoba menjelaskan.
"Di Indonesia, kalau aksi seperti ini, hanya beberapa perwakilan saja yang bisa masuk untuk berdialog," ucap pengelola gedung.
Berita Terkait
-
Sebut Pemerintah Indonesia Tidak Peduli, Pengungsi Afghanistan: Kami Tunggu Sampai UNHCR Menjawab
-
Hujan Deras Mengguyur Kuningan, Massa Pengungsi Afghanistan Tetap Aksi di Kantor UNHCR
-
Kembali Berunjuk Rasa di Jakarta, Puluhan Imigran Afghanistan Minta Kejelasan Nasib: UNHCR Wake Up!
-
Sebanyak 26 Imigran Rohingya Kabur, Bakesbangpol Pekanbaru Perketat Pengawasan Penampungan: Dilarang ke Luar Kawasan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal