Suara.com - Sensus penduduk merupakan survei terbesar di Australia. Setiap lima tahun sekali, petugas sensus mendata setiap rumah tangga untuk membuat gambaran data besar (big data) negara ini. Banyak hal yang bisa diceritakan tentang 25.422.788 penduduk Australia saat ini.
Sensus bisa menceritakan tentang bagaimana penduduk Australia mengalami perubahan.
Pada peta Australia ini terdapat 100 titik, di mana setiap titik mewakili 1 persen populasi.
Hasilnya sangat berbeda bila kita mendistribusikan titik-titik tersebut ke dalam setiap negara bagian.
Northern Territory akan terlihat sangat kecil dengan hanya satu titik.
Namun, saat mencari sebaran populasi penduduk pribumi, negara bagian berupa wilayah teritorial itu menempati urutan keempat, sama dengan Victoria.
Saat ini, penduduk Australia pada umumnya — 2 dari 3 — tinggal di perkotaan.
Meskipun peningkatannya tidak besar dalam 20 tahun terakhir, namun ada kecenderungan orang lebih memilih tinggal di perkotaan.
Begitulah gambaran di mana penduduk Australia sekarang. Namun bagaimana mereka menjalani kehidupannya?
Baca Juga: Remaja Australia Kecanduan Nikotin di Tengah Maraknya Pasar Gelap Vape
Hampir tiga perempat penduduk Australia tinggal di rumah tersendiri, tidak banyak berubah sejak awal abad ini.
Namun yang berubah adalah bagaimana kepemilikan rumah yang ditinggali. Pada 2001, 40 persen penduduk memiliki rumah yang ditinggali tanpa cicilan bank.
Sedangkan seperempat penduduk pada saat itu tinggal di rumah yang masih mereka cicil.
Saat ini, pemilik rumah yang tidak terikat dengan cicilan bank turun menjadi 31 persen. Jumlahnya sama dengan mereka yang tinggal di rumah sewa. Proporsi terbesar sekarang dipegang oleh pemilik rumah yang masih mencicil rumahnya, sekitar 35 persen.
Di antara penduduk yang masih terikat kredit perumahan saat ini, 1 dari 7 mengaku mengalami tekanan kredit (mortgage stress), artinya pembayaran cicilan mereka mencapai 30 persen atau lebih dari penghasilan rumah tangga. Sejalan dengan kenaikan suku bunga, akan semakin banyak penduduk masuk kategori ini.
Sensus menunjukkan proporsi penduduk laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang jumlahnya.
(Sensus kali ini berisi pilihan jawaban jenis kelamin sebagai non-binary (tak mau disebut laki-laki atau perempuan), namun Biro Statistik Australia ABS tidak merilis datanya saat ini).
Meskipun jumlah perempuan setengah dari populasi, namun hal itu tidak tergambar pada lembaga-lembaga terpenting di masyarakat.
Setelah Pemilu tahun 2001, begini gambaran dari Parlemen Australia, dalam proporsi laki-laki dan perempuan.
Sedangkan dari hasil Pemilu 2022, terdapat 44 persen anggota parlemen federal dari kaum perempuan.
Ada area lain di mana perempuan masih kurang setara dengan laki-laki. Misalnya dalam pendapatan: sensus menunjukkan pendapatan pribadi rata-rata adalah $805 per minggu. Mari kita lihat semua orang yang berpenghasilan di atas $800 per minggu.
Di antara penduduk yang berpenghasilan lebih dari A$800 (sekitar Rp8 juta) per minggu, hanya 44 persen di antaranya yang perempuan.
Dan proporsinya memburuk pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
Mereka yang memiliki pendapatan di atas A$3.500 per minggu, hanya 27 persen di antaranya perempuan.
Hal ini mungkin disebabkan kaum perempuan cenderung tak menyebut bahwa mereka melakukan pekerjaan domestik yang dibayar.
… dan kemungkinan besar mereka yang menjaga dan mengasuh anak-anak.
Mereka juga cenderung merupakan orangtua tunggal.
Seiring berlalunya waktu dan generasi tua, jumlah penduduk Australia yang mengalami era Perang Dunia II atau sebelumnya semakin menurun.
Pada tahun 2001, ada 22 persen penduduk yang dikategorikan sebagai Generasi Diam, yang lahir pada tahun 1945 atau sebelumnya, sementara Generasi Baby Boomers menempati proporsi terbesar.
Dua puluh tahun kemudian, Generasi Diam menyusut jumlah menjadi hanya 8 persen.
Sedangkan Generasi Milenial dan Baby Boomers memiliki proporsi jumlah yang sama.
Namun dengan menghilangnya generasi tua Australia, sensus juga menunjukkan negara ini mendapatkan generasi baru, baik melalui kelahiran maupun migrasi.
Lebih dari satu juta imigran tiba di Australia antara awal 2017 hingga Agustus 2021. Namun imigrasi mengalami perlambatan sejak pandemi COVID-19.
Lebih dari 4 di antara 5 imigran tiba di Australia sebelum pandemi, sementara hanya 16 persen yang tiba pada 2020 dan 2021.
Kaum imigran ini paling banyak datang dari India, disusul yang datang dari China.
Dalam lima tahun terakhir, imigrasi telah membawa dampak dalam jumah penduduk Australia yang memiliki kaitan langsung dengan negara lain.
Saat ini hampir separuh dari penduduk menyatakan memiliki setidaknya salah satu dari orangtuanya yang kelahiran luar negeri.
Pada awal abad 21, jumlahnya hanya 40 persen.
Hasil sensus lainnya menunjukkan perubahan keberagaman dalam agama.
Dua dekade lalu, lebih dari dua pertiga penduduk Australia mengaku sebagai penganut agam Kristiani. Hanya 15 persen yang mengaku "tidak beragama".
Pada tahun 2021, proporsi penduduk yang mengaku "tidak beragama" telah meningkat dua kali. Jumlahnya mendekati jumlah seluruh penganut agama Kristiani.
Kemudian untuk yang pertama kalinya, sensus mengungkapkan kondisi kesehatan jangka panjang dari penduduk Australia.
Lebih dari seperempat penduduk mengaku memiliki setidaknya salah satu dari isu kesehatan jangka panjang seperti radang pensendian, asthma, masalah ginjal, dan kesehatan mental.
Sebanyak 6 persen penduduk mengaku memiliki dua kondisi kesehatan dan 3 persen mengaku memiliki tiga kondisi kesehatan.
Namun tentu saja proporsinya semakin meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Hanya 21 persen penduduk usia di bawah 65 yang mengaku memiliki satu atau lebih kondisi kesehatan.
Sementara ada 58 persen penduduk berusia 65 ke atas yang mengaku memiliki satu atau lebih kondisi kesehatan.
Kondisi para veteran ternyata jauh lebih buruk daripada penduduk lainnya. Sebanyak 54 persen anggota dan mantan anggota militer mengaku memiliki kondisi kesehatan jangka panjang, termasuk jenis penyakit yang tak ditanyakan dalam sensus.
Di kalangan penduduk lainnya, hanya 38 persen yang mengaku demikian.
Australia sangatlah beragam dan kompleks. Melalui data, sensus berhasil mengungkap persamaan di antara penduduk...
… dan apa yang membedakan mereka…
… dan siapa yang kondisinya lebih buruk.
Data sensus di bidang lainnya akan dirilis oleh ABS dalam beberapa bulan ke depan. Banyak hal lainnya yang akan tergambar dari data tersebut.
Catatan redaksi:
- Persentase dibulatkan ke bilangan terdekat. Jika terjadi kesalahan pembulatan, demografi dengan sisa desimal terendah atau tertinggi dibulatkan ke bawah atau ke atas untuk memastikan totalnya sama dengan 100
- Perkotaan mencakup kategori lebih luas daripada ibukota setiap negara bagian dan teritori seperti yang didefinisikan oleh ABS
- Pada tahun 2001, tempat tinggal yang disewakan termasuk yang ditempati tanpa sewa, sedangkan pada tahun 2021 tempat tinggal yang tak disewakan tidak termasuk dalam kategori ini.
- Angka parlemen federal berdasarkan jenis kelamin dihitung menggunakan hasil pemilu 2022 dan berasal dari periode 1 Juli
- ABS mendefinisikan generasi sebagai berikut: Generasi Diam — 75 tahun ke atas; Baby Boomer — 55-74 tahun; Generasi X — 40-54 tahun; Generasi Y (milenial) — 25-39 tahun; Generasi Z — 10-24 tahun; Generasi Alfa — 0-9 tahun
- Pada tahun 2001, "tidak beragama" termasuk "tidak beragama NFD", "Agnostisisme", "Ateisme", "Humanisme" dan "Rasionalisme". Pada tahun 2021 "tidak beragama" termasuk "tidak ada agama, seperti yang dijelaskan", "Kepercayaan Sekuler, NFD", "Agnostisisme", "Ateisme", "Humanisme", "Rasionalisme", "Kepercayaan Sekuler, NEC", "Kepercayaan Spiritual Lainnya" , "Keyakinan Sekuler" dan "Tidak Ada Afiliasi Agama, NFD".
- Kondisi kesehatan jangka panjang yang disebutkan oleh ABS meliputi: nyeri persendian, asthma, kanker (termasuk yang sembuh), demensia (termasuk Alzheimer), diabetes (tak termasuk diabetes gestasional), penyakit jantung (termasuk serangan jantung atau angina), penyakit ginjal, paru-paru ( termasuk COPD atau emfisema), dan kesehatan mental (termasuk depresi atau kecemasan).
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
Berita Terkait
-
Dukung Dunia Balap Lokal, HiTEQ Ramaikan Yamaha Cup Race 2025
-
Tunggu Debut Timnas Indonesia, Kiper Keturunan Ini Resmi Menganggur di Liga Kosovo
-
Pertamina Janji All Out Kirim Pasokan BBM hingga LPG ke Bencana Sumatera
-
Industri Kimia-Farmasi-Tekstil Diproyeksi Tetap Jadi Penopang Manufaktur pada 2026
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
Terkini
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan