Suara.com - Misteri keberadaan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo saat peristiwa penembakan hingga menewaskan Brigadir J sampai saat ini masih belum terjawab. Hal ini sebagaimana dari penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM.
Hal itu dikarenakan pemeriksaan terkait CCTV dan handphone (HP) dalam peristiwa itu oleh tim siber dan Puslafor Polri belum rampung seluruhnya.
Komisioner Komnas HAM , Choirul Anam ketika ditanya wartawan usai melakukan pemeriksaan belum dapat mengungkap kepastian keberadaan Irjen Ferdy Sambo. Meskipun dikatakannya, sesaat sebelum peristiwa penembakan ada rekaman kamera CCTV yang menunjukkan Ferdy Sambo, namun tidak dijelaskannya secara detail, dalam hal ini lokasi dan waktu.
Menurut Anam, keberadaan Ferdy Sambo bakal terjawab saat proses pemeriksaannya dan analisis data dari Tim Siber dan Puslafor Polri rampung dilakukan.
"Pak Sambo video yang lain. Nanti pas pemeriksaan Pak Sambo itu pertanyaan disimpan waktu pemeriksaan Pak Sambo," kata Anam di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
Terkait pemeriksaan, Anam menyebut timnya telah memperoleh data sebanyak 80 persen dari Tim Siber dan Puslafor Polri.
Data tersebut berupa 20 rekaman kamera CCTV yang diperoleh dari 27 titik. Dalam rekaman kamera CCTV, salah satunya menunjukkan Putri istrinya Ferdy Sambo, Bharada E, Brigadir J beserta ajudan lain melakukan tes PCR bersama sesaat sebelum peristiwa penembakan.
Kemudian ada data yang menunjukkan keberadaan masing-masing pihak saat peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J. Keberadaan masing-masing pihak saat kejadian itu diperoleh dari teknik cell dump, yakni dengan melacak keberadaan mereka melalui telepon genggamnya atau HP. Data itu selanjutnya bakal dianalisis Komnas HAM.
Guna memperoleh data yang masih kurang 20 persen Komnas HAM bakal mengagendakan pemeriksaan kembali terhadap Tim Siber dan Puslafor Polri pada minggu depan.
Baca Juga: Sampel dari Jenazah Brigadir J Dibawa ke Lab RSCM
"Tinggal ini ya sekitar tinggal 20 persen lagi lah yg memang kami butuhkan untuk memperkuat sisi terangnya peristiwa," kata Anam.
Oleh kepolisian, Brigadir J disebut tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB. Brigadir J merupakan sopir istri, Ferdy Sambo. Sedangkan, Bharada E merupakan ajudan daripada Ferdy Sambo.
Tiga hari setelah kejadian, Ramadhan menyebut Bharada E menembak Brigadir J karena diduga melecehkan istri Kadiv Propam.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” kata Ramadhan dalam keterangannya, Senin (11/7/2022) malam.
Sebelum terjadi penembakan, kata Ramadhan, Bharada E mendengar istri Kadiv Propam berteriak. Dia menuju sumber teriakan tersebut yang berasal dari kamar istri Kadiv Propam.
Ketika itu, Bharada E mendapati Brigjen J yang panik melihat kedatangannya. Sampai pada akhirnya, Ramadhan menyebut Brigjen J melesatkan tembakan ke arah Bharada E.
Berita Terkait
-
Penembakan Brigadir J: Rekaman Video Tunjukkan Irjen Pol Ferdy Sambo Masuk Terlebih Dahulu, Disusul Rombongan Lain
-
Sampel dari Jenazah Brigadir J Dibawa ke Lab RSCM
-
Sindir Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Pengacara Istri Irjen Ferdy Sambo: Advokat Profesi Ahli Hukum bukan Ahli Nujum
-
Kasus Brigadir J, Pengacara Putri Candrawathi Minta Seluruh Pihak Tak Berasumsi
-
Ketua Tim Autopsi Ungkap Temukan Luka di Tubuh Brigadir J, Sempat Alami Kendala Karena Hal Ini
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Dasco Ungkap Ultimatum Prabowo dari Hambalang: Sikat Habis Kader Korup!
-
Polisi Ringkus Dua Pelaku Curanmor yang Tembak Mati Hansip di Cakung
-
KPK Tahan 5 Pengusaha yang Diduga Suap Eks Bupati Situbondo Karna Suswandi, Ini Nama-namanya
-
Gempur Titik Rawan Banjir, Pemkot Surabaya Siapkan Drainase Maksimal Jelang Musim Hujan
-
JATAM: Warga Pro dan Kontra Tambang di Halmahera Sama-sama Korban Sistem yang Merusak
-
KPK 'Bedah' Prosedur Izin TKA, Mantan Sekjen Kemnaker Heri Sudarmanto Dicecar Soal Pungli
-
Diwawancara Pramono, Zidan Penyandang Disabilitas Diterima Kerja di Transjakarta
-
JATAM: Negara Abai Lindungi Warga dari Dampak Beracun Tambang Nikel di Halmahera
-
Sebut Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan, GUSDURian: Selama Orba Banyak Lakukan Dosa Besar
-
Mafia Tanah Ancam Banyak Pihak, JK: Saya Sendiri Korbannya, Harus Dilawan Bersama!