Suara.com - Berbicara pada wartawan dalam briefing harian Senin pagi (2/8/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kembali menyampaikan peringatan tentang konsekuensi serius yang akan terjadi jika Ketua DPR Nancy Pelosi bersikeras melawat ke Taiwan.
Zhao menegaskan kunjungan itu akan “menginjak-injak prinsip Satu China dan sangat mengancam perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan.”
Zhao tidak merinci konsekuensi spesifik apapun, tetapi menegaskan kembali bahwa Beijing “sepenuhnya siap dan menunggu dengan sungguh-sungguh.”
“Kami akan sekali lagi mengingatkan Amerika bahwa kami sepenuhnya siap dan menunggu dengan sungguh-sungguh. Tentara Pembebasan Rakyat tidak akan pernah tinggal diam… Jika Ketua DPR Nancy Pelosi bersikeras mengunjungi Taiwan, China akan mengambil langkah tegas dan kuat untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya. Apa tindakan yang akan diambil, mari kita tunggu dan lihat apakah Pelosi tetap melakukan kunjungan itu.”
Pelosi tiba di Singapura Senin pagi, negara pertama dalam lawatannya ke Asia.
Ia tidak mengonfirmasi laporan berita bahwa ia mungkin akan mengunjungi Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Blinken Pastikan Kebijakan AS Tak Berubah
Dalam konferensi pers Jumat lalu (29/7) Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menekankan kembali sikap Amerika atas kebijakan satu China. Ia juga bicara tentang pembicaraan Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping melalui telpon sehari sebelumnya.
“… Dan tentang Taiwan, di mana Presiden Biden menggarisbawahi kembali bahwa kebijakan kami tidak berubah. Amerika menentang keras upaya unilateral apapun untuk mengubah status quo atau untuk merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan… Ketika bicara tentang Taiwan, kami (Amerika dan China) memiliki banyak perbedaan, tetapi dalam lebih dari 40 tahun kami berhasil mengatasi perbedaan-perbedaan itu, dan melakukannya dengan cara melestarikan perdamaian dan stabilitas, dan memungkinkan rakyat Taiwan berkembang. Merupakan hal yang penting, sebagai bagian dari tanggung jawab kita bersama untuk mengelola hal ini dengan cara yang bijaksana, yang tidak menciptakan konflik.”
Kebijakan Satu China
Baca Juga: Pemimpin Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri Tewas Akibat Serangan Drone AS Di Afghanistan
Taiwan dan China berpisah pada tahun 1949 setelah komunis memenangkan perang saudara di daratan. Kedua pihak mengatakan mereka tetap satu negara, tetapi berbeda pandangan soal pemerintah mana yang berhak atas kepemimpinan nasional. Kedua pemerintahan tidak memiliki hubugan resmi, tetapi dihubungkan oleh perdagangan dan investasi bernilai miliaran dolar.
Amerika mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979, tetapi mempertahankan hubungan informal dengan pulau itu. Amerika diwajibkan oleh hukum federal untuk memastikan bahwa Taiwan memiliki sarana untuk membela diri.
“Kebijakan Satu China” atau “One China Policy” yang dijalankan Amerika menyatakan bahwa Amerika tidak mengambil sikap pada status kedua pihak tetapi ingin agar perselisihan di antara keduanya diselesaikan secara damai. Beijing mempromosikan kebijakan alternatif “Prinsip Satu China” atau “One China Principle,” yang menyatakan bahwa mereka adalah satu negara dan Partai Komunis adalah pemimpinnya.
Anggota-anggota Kongres Amerika telah secara terbuka mendukung minat Pelosi untuk melawat ke Taiwan meskipun ada tentangan dari China. Mereka tidak ingin terlihat Amerika menyerah pada China.
Beijing menilai kontak resmi Amerika dengan Taiwan sebagai dorongan untuk menjadikan kemerdekaan pulau itu secara de facto selama puluhan tahun sebagai sesuatu yang permanen. Namun, sejumlah pemimpin Amerika telah menyatakan bahwa mereka tidak akan mendukung itu.
Jika jadi berkunjung ke Taiwan maka Nancy Pelosi – pemimpin salah satu dari tiga cabang pemerintah Amerika saat ini – akan menjadi pejabat terpilih Amerika dengan peringkat tertinggi yang mengunjungi Taiwan sejak Ketua DPR Newt Gingrich pada tahun 1997. (Sumber: VOA)
Berita Terkait
- 
            
              Diisukan Pacaran dengan Xiang Hanzhi, Klub Pendukung Wu Lei Beri Tanggapan
 - 
            
              Serpihan Roket yang Jatuh di Bumi Kalimantan Ternyata Milik China
 - 
            
              Puing-Puing Roket China Jatuh, Ditemukan di Kalimantan
 - 
            
              87 Produk Kosmetik Ilegal dari China dan Malaysia Disita di Tanjungpinang
 - 
            
              Kisah Percintaan di Dunia Perkuliahan, Terjebak Cinta Segitiga yang Rumit!
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              BMKG Prakirakan Hujan Lebat di Sumatera dan Kalimantan, Jawa Waspada Bencana
 - 
            
              Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, Ajang Pembuktian Kehebatan UMKM Lokal
 - 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045